Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Properti China Semakin Perkasa

Kompas.com - 25/05/2013, 09:48 WIB

KOMPAS.com - Meskipun langkah-langkah pemerintah China membatasi properti telah memperlambat laju indeks saham, namun pengembang China justru menunjukkan kinerja positif. Bulan Mei ini saja, lonjakan tercatat 11 persen, lima kali dari indeks saham gabungan. Prestasi yang sama juga dibukukan saham properti Indonesia. Sehingga memunculkan sebuah optimisme bahwa sektor properti masih merupakan sektor terbaik.

China Overseas Land & Investment, pengembang perumahan mewah terbesar, meraup peningkatan hingga 47 persen pada tahun lalu. Sementara Country Garden, salah satu pengembang yang beken dengan properti murah juga menorehkan kinerja terbaiknya, melambung hingga 59 persen dalam 12 bulan terakhir.

Kinerja emiten properti tersebut sangat kontras dengan pencapaian pasar saham China keseluruhan yang terus memburuk dalam tiga tahun terakhir. Bursa saham China gagal berkontribusi terhadap pasar internasional yang justru telah mendorong saham Jepang bergerak naik 83 persen sejak pertengahan November.

Menurut Alex Frew MacMillan dalam analisanya, kendati ada pergerakan 15,5 persen di bulan Desember, tetapi China kadung kehilangan 5 persen sejak saat itu dan terus diperdagangkan pada tingkat yang sama dengan tahun 2009. Ini terjadi akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

Apa yang sesungguhnya terjadi dengan saham properti China?

Sejak pemerintah setempat memberlakukan pengetatan kredit dua tahun silam, pasar telah belajar banyak. Bahwa hal itu justru mendorong peningkatan harga secara signifikan. "Rakyat China terlalu termakan berita negatif tentang dampak dari kebijakan pengetatan properti," kata Alan Jin, seorang analis saham properti China asal Mizuho. 

Kendati penjualan melambat secara dramatis pada 12 bulan lalu akibat kucuran kredit yang diperketat dan kekhawatiran tentang pertumbuhan global, tetap memberikan berkah positif buat pengembang. Banyak pengembang Negeri Panda ini yang terdaftar di bursa saham Hong Kong mencatat pertumbuhan pendapatan 15 sampai 20 persen bahkan ada yang mencapai 30 persen untuk pengembang dengan kinerja terbaik.

"Sejak awal tahun lalu jumlah penjualan sangat mengejutkan. Kuartal pertama tahun ini mungkin yang terbaik dibanding periode yang sama tahun lalu, meskipun ada libur Tahun Baru Imlek," tambah Jin.

Beberapa analis lainnya dari Nomura, seperti lvin Wong dan Jianping Chen, mengharapkan penjualan properti dapat terus menguat pada semester kedua tahun ini. Pasokan sangat terbatas di kota-kota tier 1 seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzhen.

China Overseas dan China Resources Land dianggap sebagai blue chips sektor properti dengan harga saham paling tinggi. Selain mereka ada Country Garden, yang membukukan penjualan positif atas properti-properti murah mereka selama liburan Hari Buruh. Selanjutnya, Shimao Property, yang belakangan "naik kelas" menjadi Sino Land-Ocean. Mereka melakukan kemitraan dengan pengembang Seattle, AS, untuk mengembangkan fasilitas perawatan bagi warga negara lanjut usia.

"Saya anggap properti masih merupakan salah satu sektor terbaik, memiliki visibilitas tinggi, masih berkembang dan nilainya tidak terlalu mahal," kata Jin seraya menambahkan untuk investor jangka pendek, tidak ada katalis dalam beberapa bulan ke depan, sehingga cukup alami untuk mengambil uang dari meja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lalin Meningkat, 58.099 Kendaraan Lintas Tol Bali Mandara

Lalin Meningkat, 58.099 Kendaraan Lintas Tol Bali Mandara

Berita
Cara Tepat Membersihkan Peralatan Stainless Steel di Dapur

Cara Tepat Membersihkan Peralatan Stainless Steel di Dapur

Interior
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Barat Daya: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Barat Daya: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumba Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kupang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rote Ndao: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rote Ndao: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas

[POPULER PROPERTI] Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas

Berita
Ternyata, Alat Ini Bisa Bikin Bau Selokan di Rumah Hilang Seketika

Ternyata, Alat Ini Bisa Bikin Bau Selokan di Rumah Hilang Seketika

Umum
Jika Masa Konsesi Berakhir, Jalan Tol Dikelola Siapa?

Jika Masa Konsesi Berakhir, Jalan Tol Dikelola Siapa?

Berita
Ketahui, Dua Cara Terbaik Fengsui Bikin Tidur Nyenyak

Ketahui, Dua Cara Terbaik Fengsui Bikin Tidur Nyenyak

Interior
Lagi, Pasar Modern Paramount Raih Predikat Pasar Percontohan Tangsel

Lagi, Pasar Modern Paramount Raih Predikat Pasar Percontohan Tangsel

Fasilitas
KEK di Indonesia Ada Berapa? Ini Jawabannya

KEK di Indonesia Ada Berapa? Ini Jawabannya

Berita
Sebelum Natal dan Tahun Baru, Penanganan Longsor Tol Bocimi Beres

Sebelum Natal dan Tahun Baru, Penanganan Longsor Tol Bocimi Beres

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com