Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moedjianto: Hotel Bintang Dua Lebih Menjanjikan

Kompas.com - 08/08/2010, 09:06 WIB

KOMPAS.com - Pengembang Intiland kini merambah ke bisnis perhotelan. Intiland memilih masuk dalam bisnis hotel bintang dua plus ketimbang hotel bintang di atasnya. "Dalam lima tahun ke depan, Intiland akan membangun 60 hotel dengan brand Whiz di seluruh Indonesia," kata Presiden Direktur dan CEO Intiland Infinata, Moedjianto Soesilo Tjahjono dalam percakapan dengan Kompas.com di Yogyakarta.

Moedjianto bergabung dengan Intiland sejak tahun 1989 atau lebih 20 tahun yang lalu. Sejak awal lelaki kelahiran Semarang 9 November 1963 ini bekerja di bidang properti. Ia mengawali kariernya sebagai salesman perumahan real estate, lalu pernah memegang vila dan mengurusi lapamgan golf di Surabaya.

Moedjianto cukup lama mengurusi ERA, perusahaan broker properti sekitar 9 tahun. “Saya dipilih menjadi Presiden Direktur dan CEO Intiland Infinita mungkin karena saya memiliki banyak jaringan di perhotelan,” katanya.

Moedjianto mengenyam pendidikan SD, SMP dan SMA Karangturi, Semarang. Lalu menyelesaikan pendidikan di Fakultas Teknik Sipil Unika Atmajaya tahun 1989 dan melanjutkan pendidikan S2 Manajemen di PPM Jakarta.

Berikut ini wawancara Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Moedjianto Soesilo Tjahjono, Presiden Direktur dan CEO Intiland Infinita di Yogyakarta, Sabtu (7/8/10) malam.

Intiland selama ini dikenal sebagai pengembang perumahan dan apartemen. Dan kini Intiland masuk ke dalam bisnis perhotelan. Mengapa? Intiland sebelumnya sudah masuk dalam bisnis perhotelan namun tidak fokus. Kami membangun Grand Bromo dan Grand Terawas, hotel bintang tiga di Jawa Timur. Intiland juga sempat punya hotel Mercure di Surabaya, tapi kemudian dijual.

Intiland juga pernah membangun low-rise apartment di Surabaya, tapi kemudian dijual.

Mengapa terjun dalam bisnis hotel bintang dua, bukan bintang empat atau lima? Kami sudah melakukan studi selama dua tahun, sejak tahun 2008, sebelum memutuskan masuk bisnis hotel bintang dua. Hasil studi kami menunjukkan, saat ini jumlah orang yang melakukan perjalanan, baik untuk bisnis maupun leisure, makin meningkat pesat hingga 20 persen. Maskapai penerbangan kecipratan.

Hasil studi juga menyebutkan bahwa hotel bintang dua lebih feasible, menguntungkan daripada hotel lain.

Coba Anda bayangkan, hotel berbintang 4 dan 5 harus sediakan ballroom. Memang jika dilihat dari income, ballroom mendatangkan pendapatan yang relatif besar. Namun kami sebagai pengembang, melihat juga investasi yang diperlukan jika ballroom disediakan, adalah juga masalah parkir yang luas dan ini menyangkut luas tanah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com