Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Ozon, Tingkatkan Transportasi Oksigen

Kompas.com - 10/01/2008, 23:58 WIB

Hipoksia atau kekurangan oksigen di dalam jaringan tubuh, diyakini menjadi pemicu berbagai penyakit degeneratif dan proses penuaan dini. Terapi ozon bio-oksidatif aphaeresis bisa jadi solusi.

Abimanyu (bukan nama sebenarnya), manajer di sebuah perusahaan farmasi swasta, mengaku terpukul atas hasil pemeriksaan kesehatannya. Pria berusia 35 tahun itu dinyatakan mengidap penyempitan pembuluh darah jantung, sehingga perlu dilakukan tindakan angioplasti koroner. Sebelumnya Abi mengalami nyeri dada di sebelah kiri dan fungsi seksualnya terganggu akibat disfungsi ereksi (DE).

Pola makan Abi sangat buruk, sehingga berat badannya mencapai 78 kg. Ia sering mengonsumsi lemak berlebihan, merokok, dan kerap minum alkohol. Tekanan darahnya 170/90 mmHG, kadar gula darah puasa 89 mg/dl, kolesterol total 295 mg/dl, trigliserida 245 mg/dl, HDL hanya 25 mg/dl, sedangkan LDL 175 mg/dl.

Beruntung, ia mendapat informasi seputar terapi ozon dari artikel kesehatan yang dibacanya di sebuah rumah sakit. Abi pun mendatangi Klinik Medizone, yang memberi layanan terapi ozon bio-oksidatif aphaeresis.
 
Abi menjalani terapi ozon bio-oksidatif aphaeresis secara intensif dengan Dr. Mulyadi Tedjapranata. Ia pun melakukan perbaikan pola hidup dan makan. Ia menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol, dan mulai teratur berolahraga.

Hasilnya, rekaman medisnya yang baru menunjukkan peningkatan kualitas kesehatan. Ia juga mampu melakukan aktivitas seksual secara normal seperti sebelumnya.

Tunda Penuaan Dini
Tubuh manusia butuh sekitar 10.000 liter oksigen per hari agar semua organ bisa berfungsi dengan baik. Oksigen yang tersedia di udara, terutama di perkotaan, sudah tercemar berbagai limbah beracun. Akibatnya, oksigen yang kita hirup tidaklah bersih.

Menurut Dr. Mulyadi, paparan polusi di Jakarta, ditambah kebiasaan hidup tak sehat, membuat berbagai zat beracun, sampah metabolisme, dan bermacam radikal bebas menumpuk di dalam tubuh. Akibatnya, kadar oksigen di dalam darah menjadi rendah.

Dr. Mulyadi mengungkapkan, seorang ahli biologi molekular, Stepen A. Levine, Ph.D, membuktikan bahwa pada setiap penderita penyakit berat didapati status oksigen yang rendah. Dikatakan, hipoksia atau kekurangan oksigen di dalam jaringan tubuh, diyakini menjadi pemicu berbagai penyakit degeneratif dan proses penuaan dini.

Terapi ozon diyakini bisa meningkatkan kemampuan transportasi oksigen dari hemoglobin darah serta meningkatkan ketahanan dan kelenturan sel darah merah. Terapi ozon juga membentuk peroksida, termasuk alkoxyl, peroxyl radicals, singlet oxygen, ozonides, carbonyls, dan alkens, yang menghilangkan plak penyebab penyempitan pembuluh darah bagi penderita hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia, yang bisa menyulut stroke dan jantung koroner.

Kegunaan lain dari terapi ozon adalah menonaktifkan bakteri, virus, jamur, dan protozoa dengan cara merusak selaput pelindung kuman. Dengan demikian, kuman penyebab hepatitis atau herpes mudah dihancurkan sel-sel tubuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com