Terapi ozon juga sanggup mencegah proses penuaan dini melalui peningkatan enzim pengikat radikal bebas (glutathione peroxidase, catalase, dan superoxide dismutase), menghambat metabolisme sel tumor, meningkatkan kekebalan tubuh, serta memacu reaksi krebs cycle, yang berakibat meningkatnya persediaan energi ATP. “Energi ATP adalah sumber tenaga untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia,” katanya.
Dua Macam Terapi
Di kliniknya, Dr. Mulyadi menawarkan dua macam terapi ozon. Pertama, Polyatomic Aphaeresis (PA). Metode ini diistilahkan sebagai EBBO (Extracorporeal Blood Circulation Against O2-O3). Caranya, mengambil darah dari pembuluh darah balik di lengan, lalu mengalirkannya ke dalam tabung dialiser yang khusus diberi ozon sesuai kebutuhan.
”Darah hasil terapi dikembalikan lagi ke dalam pembuluh darah balik di lengan lainnya. Dengan kecepatan aliran 90 cc per menit, dalam waktu satu jam dapat diterapi 5.400 cc darah,” tutur anggota World Association Sexual Medicine ini.
Darah yang telah dibio-oksidasi, warnanya lebih cerah karena mengandung oksigen lebih banyak dari sebelumnya. Sebaliknya, kandungan radikal bebas dan sampah metabolismenya telah dinetralkan.
Metode kedua, menurut anggota Indonesian Association for Ozone Therapy ini, adalah Auto Hemo Therapy (AHT). Dengan metode AHT, hanya 150 cc darah yang dikeluarkan dari pembuluh balik, lalu segera diberi ozon dengan konsentrasi 27-40 mcg per ml. ”Setelah warnanya merah cerah, darah segera dimasukkan ke dalam pembuluh darah balik,” katanya.
Semua alat dan mesin yang digunakan pada terapi ini adalah teknologi Jerman dan telah dipatenkan di Amerika Serikat. Semua alat medis bersifat personal, steril, dan sekali pakai, sehingga aman digunakan. “Tak ada risiko kontak dengan darah orang lain,” katanya lagi.
Mantan kepala Penerangan dan Pelatihan di RS Sulianti Saroso ini menganjurkan penderita DM dengan gangguan DE untuk menjalani terapi sebanyak 10 kali, dengan rentang waktu seminggu sekali. Sementara perokok yang ingin membersihkan darahnya, cukup melakukan terapi sebanyak lima kali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.