Colliers International Indonesia memaparkan potensi dan proyeksi laju pertumbuhan Surabaya kuartal II tahun ini juga kian tersebar merata. Jika beberapa tahun sebelumnya pertumbuhan terkonsentrasi di belahan Barat, kini terjadi di bagian timur dan selatan kota.
Menurut Associate Director Research Colliers International, Ferry Salanto, khusus sektor pusat belanja, Surabaya selatan mendominasi pengembangan. Jumlahnya mencapai 26 pusat belanja. Sementara di pusat terdapat 12 proyek, di timur 5 proyek.
Demikian pula untuk sektor perhotelan. Colliers mencatat ada 11 pengembangan proyek baru di Surabaya Selatan, 17 di pusat, 7 di timur, 2 di utara dan 1 di barat.
"Pesatnya kawasan Surabaya Selatan dan Timur tak lepas dari ketersediaan dan pembangunan infrastruktur. Surabaya Selatan dekat dengan Bandara Juanda. Keuntungan ini mampu menarik minat wisatawan domestik dengan motif pelancong atau perjalanan dinas," ujar Ferry kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (8/7/2013).
Pasar hotel Surabaya menjadi hidup, imbuh Ferry, ditunjang oleh pengeluaran pemerintahan (government spending). Biasanya seminar, lokakarya atau pendidikan dan latihan mendominasi acara-acara yang dilangsungkan di hotel.
Sedangkan di sektor perkantoran, kendati aktifitas sewa belum begitu populer, namun rintisan sudah mulai terjadi. Pada 2016 mendatang, akan hadir perkantoran sewa baru. Pengembang memilih membangun perkantoran jangkung ketimbang rukan, dipicu oleh tingginya harga lahan.
Di pusat kota, jika tiga tahun lalu harga lahan masih berada pada kisaran Rp 10 juta-15 juta per meter persegi, kini mengangkasa menjadi Rp 25 juta/m2. Sementara Surabaya Barat yang merupakan wilayah dengan pertumbuhan paling mencengangkan, harga aktual telah mencapai Rp 8 juta-Rp 10 juta/m2 dari sebelumnya Rp 5 juta-Rp 7 juta/m2.