JAKARTA, KompasProperti - Kepadatan, dan kekumuhan yang terjadi di ibu kota Jakarta didorong faktor urbanisasi dari desa ke kota.
Mereka berharap dengan pindah ke kota besar, kualitas kehidupan akan lebih baik. Namun di sisi lain, Jakarta juga memiliki persoalan besar seperti minimnya ketersediaan lahan untuk tempat tinggal.
Tak pelak, di beberapa wilayah DKI Jakarta terdapat kepadatan atau kawasan dengan densitas populasi tinggi.
Perencana tata kota asal Belanda, Winy Maas, mengungkapkan, salah cara yang dapat ditempuh pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan membangun vertical village atau kampung susun.
Ini bukan sekadar vertical village biasa, melainkan kampung susun yang dirancang secara terpadu.
Dia menjelaskan, konsep hunian tersebut mengoptimalkan penggunaan luas lahan yang tersedia.
Vertical village nantinya mengkombinasikan ruang terbuka hijau di atas bangunan sebagai sarana sosialisasi, mal yang ditunjang fasilitas hiburan seperti bioskop, pasar modern, hotel hingga perkantoran.
"Kami membuat konsep menara pencakar langit modern, yang kelak dapat menjadi simbol baru bagi Jakarta yang lebih modern. Dan bila ini terwujud, menurut saya dapat mengalahkan Petronas," kata Maas saat diskusi bertajuk "Transforming Lives Human & Cities: How Social & Green Can We Go?" di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Inovasi tersebut, diklaim sebagai salah solusi yang dapat mengatasi berbagai persoalan Jakarta.
Dengan menggabungkan seluruh kemudahan yang ada pada satu tempat, konsep hunian perkampungan yang ada tetap menjadi dasar pemikiran pembangunan vertical village.
"Dapat disebut super-kampung. Itu adalah kata yang keren menurut saya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.