Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RUJAK Center Tawarkan Dua Solusi Perkotaan

Kompas.com - 22/11/2016, 10:24 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kota-kota di Indonesia saat ini memiliki segudang masalah yang hampir sama satu dengan lainnya.

Sampah, kemacetan, dan konversi ruang terbuka hijau (RTH) menjadi kawasan komersial adalah masalah klasik dan tipikal yang dihadapi.

Selain tiga hal tersebut, isu perkotaan lainnya yang mendesak untuk segera diselesaikan adalah transportasi publik, akses air bersih, dan sanitasi.

"Untuk kota dengan penduduk di atas satu juta jiwa, transportasi publik harus ada. Kemudian pemenuhan kebutuhan dasar seperti air bersih, dan ketiga sanitasi atau saluran buangan air harus dibuat berbeda-beda," ujar Direktur RUJAK Center for Urban Studies Elisa Sutanudjaja di Hotel Le Meridien Jakarta, Senin (21/11/2016).

Sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memperhatikan su-isu perkotaan, RUJAK Center for Urban Studies diakui Elisa telah melakukan berbagai hal untuk bisa setidaknya membuat penduduk perkotaan lebih sadar mengenai masalah di kotanya.

Berada di delapan kota seperti Banda Aceh, Pontianak, Bogor, Bandung, Tangerang Selatan, Surabaya, Semarang, dan Solo serta bekerja sama dengan sembilan komunitas, RUJAK Center for Urban Studies mengembangkan program bernama urbanisme warga.

"Isinya adalah bagaimana kami bersama masyarakat memproduksi pengetahuan perkotaan dan mengimplementasikannya di dalam kehidupan perkotaan," tambah Elisa.

Selain urbanisme warga, program RUJAK Center for Urban Studies lainnya adalah kota tanpa sampah yang sudah dijalankan di Bintaro, Tangerang Selatan.

Program kota tanpa sampah diinisiasi sebagai upaya mengurangi sampah hingga zero waste yang akhirnya mengubah pola konsumsi warganya.

Sistemnya mengurangi sampah dari tiga pintu, yaitu pertana pintu keluarga, kedua pintu komunitas misalnya RT, dan ketiga di TPS-nya.

"Tujuannya bukan membuat kota yg tidak memiliki sampah tapi utk membuat perilaku berubah dalam mengonsumsi sesuatu dan mengurangi sampah," tutup Elisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com