Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Gedung Super-Jangkung, Indonesia Harus Berkaca pada Korsel

Kompas.com - 20/09/2016, 23:30 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan gedung-gedung supertall atau pencakar langit dengan ketinggian lebih dari 300 meter merupakan hal yang lumrah di negara-negara maju.

Bahkan, beberapa di antaranya bersaing menjadi yang tertinggi di dunia. Sebut saja Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) atau One World Trade Center di New York, Amerika Serikat (AS).

Baca: Pembangunan Pencakar Langit 1 Kilometer Terhenti

Bagaimana dengan Indonesia? Saat ini, cakrawala Nusantara, khususnya Jakarta, sudah mulai dipenuhi bangunan gedung tinggi dengan ketinggian di atas 200 meter, namun masih di bawah 300 meter.

Misalnya, Sahid Sudirman Center, The Raffles Hotel, The Pakubuwono Signature, Sinarmas MSIG Tower, dan Gama Tower. Jangan lupa juga sang legenda, Wisma 46.

Signature Tower Jakarta yang akan dibangun pun digadang-gadang menjadi pencakar langit tertinggi ke-77 dunia.

Baca: Jakarta Semakin Menjulang

Namun, tentu saja kebanggaan ini tidak lengkap jika gedung tersebut masih dibangun dengan bersandar pada ahli atau konsultan asing.

"Kalau (ditanya) siap, ya siap. Kalau bisa melaksanakan sendiri tanpa bantuan tenaga ahli asing, itu yang harus diperjuangkan," ujar Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta kepada Kompas.com, Selasa (20/9/2016).

Menurut Davy, Indonesia masih serba kekurangan dalam membangun gedung super-tinggi, baik dari sisi peralatan, metode kerja, maupun pengalaman.

Ia menyayangkan Bangsa Indonesia memiliki etos kerja yang lemah sehingga harus selalu dipacu.

Tidak heran, negara ini mengalami keterlambatan untuk menjadi negara maju. Dibandingkan dengan negara lain, misalnya Korea Selatan (Korsel), Indonesia masih kalah.

Negeri ginseng itu sudah lebih dulu membangun dua supertall yakni North East Asia Trade Tower yang menjulang 305 meter, dan Doosan Haeundae setinggi 300 meter.

"Kita lihat Korsel etos kerjanya tinggi karena itu cepat maju," jelas Davy.

Seperti diketahui, Signature Tower Jakarta merupakan properti multifungsi yang dikembangkan PT Grahamas Adisentosa (Artha Graha Group).

Dalam pengembangannya, proyek ini didesain oleh Smallwood, Reynolds, Stewart, Stewart and Associates Inc. (SRSSA) bersama mitra lokal Pandega Desain Weharima.

Menara ini rencananya akan menjulang setinggi 638 meter dan mencakup 111 lantai. Di dalam bangunan ini, akan terdapat apartemen, perkantoran, hotel, dan juga pusat belanja.

Berikut grafis bangunan tinggi di Jakarta:

Stephanie Tanata dan Lilyana Tjoeng/Kompas.com Jakarta Semakin Menjulang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau