Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Berlanjut, Reklamasi Teluk Jakarta Bisa Timbulkan Neokapitalisme Besar-besaran

Kompas.com - 19/04/2016, 19:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tata ruang menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan dalam kaitannya dengan reklamasi di Pantai Utara (Pantura) Jakarta. Banyaknya pengembang yang terlibat dalam reklamasi tersebut semakin memperparah kekhawatiran terhadap tata ruang di sana.

Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat dua mazhab tentang tata ruang, yakni mazhab use value dan exchange value.

"Mazhab use value berpendapat bahwa tata ruang sifatnya tetap, fungsinya tetap tidak bisa diubah-ubah," kata Ketua Lembaga Hukum Properti Indonesia Erwin Kallo, di Jakarta, Selasa (19/4/2016).

Negara penganut aliran use value merupakan negara sosialis komunis. Erwin lantas menunjuk Korea Utara yang memiliki tata ruang sederhana dan tak diubah-ubah.

Mazhab kedua, menurut Erwin, adalah exchange value. Menurut mazhab ini, tata ruang bisa diubah dengan menambahkan nilai tambah (added value) yang tinggi.

Relasinya dengan reklamasi Teluk Jakarta adalah bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) condong ke arah exchange value karena pengembang yang sebagian besar terlibat dalam reklamasi.

"Saya lihat Pak Ahok memosisikan di sisi exchange value. Padahal, seharusnya pemerintah itu berada di tengah untuk mengontrol exchange value ini," ucap Erwin.

Celakanya, lanjut Erwin, jika tetap dilakukan, hal itu akan memunculkan neokapitalisme besar-besaran di Teluk Jakarta.

Indikasinya terlihat dari rencana pembangunan di Teluk Jakarta yang kebanyakan digunakan pengembang untuk membangun superblok.

Setidaknya ada 10 pengembang yang akan melakukan reklamasi Teluk Jakarta di atas lahan seluas 4.786 hektar.

Kesepuluh pengembang tersebut adalah PT Kapuk Naga Indah, PT Jakarta Propertindo, PT Muara Wisesa Samudera yang merupakan anak perusahaan APLN, serta PT Taman Harapan Indah, PT Jaladri Kartika Ekapaksi, PT Pembangunan Jaya Ancol, PT Manggala Krida Yudha, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, PT Jakarta Propertindo, dan PT KEK Marunda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau