Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Skyfarm", Ketika Bertani Tak Lagi di Pedesaan

Kompas.com - 13/04/2016, 07:13 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

KOMPAS.com - Di masa depan, kegiatan bertani diperkirakan justru terjadi di tengah kota, bukan di pedesaan. Hal itu semakin mendekati kenyataan ketika sebuah firma arstektur asal London, Inggris mengembangkan Skyfarm.

Rogers Stirk Harbour + Partners membuat Skyfarm dengan bentuk sebuah menara hiperboloid yang mengombinasikan berbagai macam teknik pertanian, dari akuaponik sampai metode tradisional bertani menggunakan tanah.

Materialnya sendiri disusun dari kerangka bambu vertikal yang dirancang untuk bisa memroduksi energi bersih sendiri.

Proyek Skyfarm ini berhasil memenangkan penghargaan World Architecture Festival kategori Proyek Ekperimental Masa Depan pada 2014 dan dipuji oleh para juri sebagai proyek menyeluruh, terpercaya, dan indah.

Terinspirasi oleh tema "feed the world" atau "memberikan makan pada dunia" di Milan Expo 2015, Skyfarm dikembangkan untuk mengatasi krisis pangan global yang bisa diperparah apabila produksi makanan tradisional gagal mengimbangi cepatnya pertumbuhan populasi penduduk.

Sebagai alternatif lahan pertanian tradisional, Skyfarm menumbuhkan bahan makanan secara vertikal, bukan horizontal dan bisa terintegrasi dengan lingkungan perkotaan padat penduduk.

Struktur bertingkat Skyfarm yang dibuat dari bambu ringan membuat cahaya matahari yang masuk lebih optimal dengan diimbangi distribusi air yang efisien.

Struktur berskala dan adaptif di tingkat atas mendukung bermacam teknik agrikultur termasuk akuaponik yang mampu memroduksi tanaman dan ikan di dekat sistem loop tertutup.

Bagian dasar Skyfarm bisa dikonversikan menjadi pasar, restoran, atau ruang belajar untuk mengedukasi masyarakat tentang pertanian. Tanki air dan turbin angin ada di bagian paling atas Skyfarm.

Struktur Skyfarm juga dapat dibuah-ubah untuk digunakan dalam iklim berbeda. Misalnya ketika iklim dingin tiba, selungkup kulit ganda dan pemanas bisa diterapkan untuk mengoptimalisasi kondisi pertumbuhan tanaman.

"Meski Skyfarm menghabiskan biaya lebih tinggi dari standar pertanian skala industri, kemampuan untuk menumbuhkan bermacam tanaman dengan umur simpan pendek seperti stroberi, bayam, dan selada sekitar setahun dan dekat dengan pasar tanpa biaya pengiriman membuat Skyfarm menarik dan merupakan rencana berkelanjutan," tulis sang arsitek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com