Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eddy Ganefo: Pemerintah Utang Satu Juta Unit!

Kompas.com - 14/12/2015, 10:07 WIB
Latief

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengatakan perlu membongkar target pemerintah dalam menjalankan program pembangunan Sejuta Rumah. Eddy mengatakan bahwa data pencapaian program yang dilansir Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) dinilai masih simpang siur.

"Saat ini masih simpang siur. Tak ada data aktualnya," kata Eddy usai pelaksanaan HUT ke-17 dan Rakernas Apersi di Makassar, Sabtu (12/12/2015).

"Coba ditanyakan ke pemerintah progres untuk tahun depan. Menurut saya, progres tahun depan itu sudah diijon di tahun ini. Taksiran kami, utang mereka satu juta unit. Itu harus kita bongkar data mereka," tambahnya.

Seperti diketahui, tahun ini Presiden RI Joko Widodo mencanangkan Program Pembangunan Sejuta Rumah dengan perincian 603.516 unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 396.384 unit untuk non-MBR. Dari target itu, data Kemenpupera memperlihatkan pencapaian program sampai akhir triwulan ketiga tahun ini baru mencapai 512.928 unit atau 51 persen dari target nasional. Dari sisa waktu yang ada, belum terlihat ada tanda-tanda langkah strategis pemerintah.

Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kemenpupera, Maurin Sitorus, yang ikut memberikan sambutan pada Rakernas Apersi, mengatakan bahwa tantangan perumahan ke depan memang sangat serius. Angka kekurangan rumah (backlog) yang mencapai lebih dari Rp 15 juta masih belum terpenuhi hingga tahun ini.

Maurin menambahkan, setiap tahun itu ada 800 sampai 900 ribu rumah yang dibutuhkan dan baru 50 persen terpenuhi. Dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia, hanya 20 persen yang mampu beli rumah. Adapun sisa 80 persennya tidak mampu atau perlu dibantu untuk memiliki hunian.

"Tahun depan dana untuk rumah subsidi dinaikkan jadi Rp 12,5 triliun. Tahun ini kan masih Rp 5,1 triliun," ujar Maurin.

Deretan masalah

Eddy mengatakan masih banyak permasalahan perlu dibenahi dalam pelaksanaan program Sejuta Rumah yang dicanangkan Kemenpupera. Dia mengkritisi bukan hanya soal pembiayaan dan ketersediaan lahan yang menghadang jalannya program tersebut, namun juga masih kurang komprehensifnya kebijakan dan tidak ada sinergi kuat antarlembaga untuk melaksanakannya.

Untuk itu, lanjut Eddy, sebagai pengembang rumah subsidi Apersi terus memperkuat jaringan hingga ke pelosok daerah. Sampai saat ini Apersi telah diperkuat 27 DPD dan beberapa koordinator wilayah (korwil), termasuk hingga korwil Papua yang baru saja dilantik pada rakernas tersebut.

Eddy mengatakan, penguatan jaringan tersebut sangat dibutuhkan untuk lebih memaksimalkan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan rumah subsidi ke depannya. Terbukti, dari target 65.000 unit rumah subsidi yang dibangun, Apersi sudah mencapai 95 persennya.

"Kekuatan kami tentu di daerah. Di Apersi itu ada 4000 pengembang, dan 90 persennya membangun rumah subsidi. Makanya, setiap tahun kami bisa memasok 50.000 sampai 100.000 unit rumah subsidi," ujar Eddy.

"Bahkan, setiap minggu anggota-anggota kami membangun dan memberikan satu unit rumah gratis untuk masyarakat miskin," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau