Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB dan Kansai Menguji Cat Anti-nyamuk Tiga Kali

Kompas.com - 17/11/2015, 08:58 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dilansirnya cat anti-nyamuk dari PT Kansai Prakarsa Coatings bukanlah suatu kebetulan.

Perusahaan ini telah melakukan riset dan penelitian sejak dua tahun silam di tiga negara sebelum Indonesia, yakni Jepang, Malaysia, dan Afrika Selatan.

Di Indonesia, Kansai bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menguji cara kerja cat anti nyamuk melalui tiga rangkaian tes.

"Pertama, cone test. Kalau menggunakan cat tembok biasa, nyamuk tetap menempel. Tapi, kalau pake Kansai, nyamuk akan lari ke samping, sebelum terjatuh," ujar Sales and Product Manager Decorative Elizabeth Sutrisno, di Jakarta, Senin (16/11/2015).

Sesuai namanya, tes ini menggunakan corong seperti kerucut dari jaring yang transparan sehingga memungkinkan peneliti melihat perilaku nyamuk.

Tes ini, kata Elizabeth, dilakukan untuk menghitung berapa persentase nyamuk yang jatuh karena di bagian dasar kerucut dicat oleh cat anti-nyamuk.

Hasilnya, 90 persen nyamuk Aedes Aegypti dan 50 persen nyamuk Culex 50 persen terjatuh.

Tes kedua adalah tunnel test. Menurut standar WHO, tes ini dilakukan dengan memasukkan nyamuk ke dalam terowongan sebesar 60 sentimeter atau kotak berukuran 25 kali 25 sentimeter yang terbuat dari kaca.

Di dalamnya, di antara papan yang telah dicat oleh cat anti-nyamuk, diletakkan umpan hewan seperti tikus.

Tes tersebut untuk melihat ketidakinginan nyamuk mendekati tikus. Hasilnya, sebanyak 70 persen nyamuk Aedes dan Culex tidak ingin menghisap darah tikus. Nyamuk-nyamuk ini kemudian mati.

Tes terakhir adalah Box Test yang menyerupai rumah atau ruangan dengan dinding yang dicat. Nyamuk dimasukkan ke dalam kotak.

Hasilnya, 80 persen nyamuk Aedes dan 75 persen nyamuk Culex berusaha menghindari dinding.

Seluruh tes ini menggunakan nyamuk betina sebagai sampel. Pasalnya, nyamuk betinalah yang paling dekat dengan manusia dan menghisap darahnya.

Elizabeth menyebutkan, produk ini adalah cat pertama yang bisa menghalau nyamuk. Harganya juga cukup terjangkau, yakni Rp 120.000 untuk satu kaleng berukuran 2,5 liter.

Kansai Anti-Mosquito tersedia dalam 25 warna siap pakai dan ribuan warna yang dapat dikreasikan melalu mesin tinting Colour X-Pert.

Cat ini memiliki kandungan khusus yakni zat pyrethroids. Saat nyamuk menempel pada dinding yang sudah dicat anti nyamuk, zatnya bisa merusak sistem syaraf.

Setelah terkena zat tersebut, nyamuk kehilangan kemampuan mendeteksi sumber makanan yaitu darah manusia. Dengan begitu, nyamuk akan pergi dengan sendirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Hakim Lakukan Pemeriksaan Setempat di Lahan Hotel Sultan

Berita
Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Gading Sarpong Makin Ramai, Paramount Rilis Produk Komersial Baru

Ritel
PPK GBK Pertanyakan Alasan Pontjo Sutowo Minta Ganti Rugi Rp 28 Triliun

PPK GBK Pertanyakan Alasan Pontjo Sutowo Minta Ganti Rugi Rp 28 Triliun

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com