Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Hotel di Bandung Saat Ini Tidak Tepat

Kompas.com - 25/03/2015, 06:11 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Berinvestasi di sektor properti komersial terutama hotel di wilayah Kota Bandung saat ini dinilai tidak tepat. Pasalnya, pasar sedang berada dalam titik jenuh. Pasokan melebihi permintaan.

“Keputusan untuk berinvestasi di sektor komersial Bandung saat ini merupakan tindakan bodoh. Investornya tidak punya perhitungan secara matang kalau melakukan investasi saat ini di Kota Bandung,” ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muchtar kepada Kompad.com, di Bandung, Jawa Barat, Senin (23/3/2015).

Keputusan berinvestasi tersebut dianggap tak tepat karena perkembangan hotel yang terlalu pesat akibat tak ada pembatasan. Selain itu, harga material bangunan untuk hotel juga sedang tinggi.

"Namun yang terutama pasar perhotelan saat ini sudah jenuh. Tingkat rata-rata okupansi hotel di Kota Bandung menurun 30 persen sampai 35 persen pada dua bulan pertama tahun 2015. Kalau dilihat juga harga bahan baku pembangunan properti kan sedang tinggi karena adanya pelemahan Rupiah,” tambah Herman.

Jangan Ikuti Tren

Pakar Tata Kota Bandung, Udjianto Pawitro menambahkan, investor seharusnya tidak terlalu mengikuti tren yang sedang berkembang. Investor perlu menggandeng pakar yang mampu memprediksi bagaimana tingkat kejenuhan suatu tren di kota incarannya.

“Investor ini jangan terlalu mengikuti tren yang sedang berkembang. Jangan kalau anginnya ke utara, dia ikut ke utara. Coba investor menggandeng pakar yang bisa memprediksi sektor mana yang cocok untuk investasi. Sehingga nantinya tidak terjadi tren pembangunan yang percuma,” ujar Udjianto.

Udjianto menuturkan, perencanaan kota yang baik mampu mengklasifikasikan segmentasi properti yang tepat dalam suatu distrik. Hal itu dapat meminimalisasi matinya salah satu bisnis yang tidak dapat bersaing.

“Suatu kota dengan perencanaan yang baik itu bisa mengklasifikasikan segmentasi properti yang cocok. Jangan buat properti dengan segmentasi yang sama di lokasi berdekatan. Itu kan akan mematikan bisnis salah satu properti tersebut," tandas Udjianto.

Selain itu, Udjianto juga menjelaskan seharusnya pemerintah di bidang perencanaan kota mampu memberikan informasi kepada masyarakat dan investor bahwa iklim perhotelan ini sudah semakin jenuh. Sehingga ada pengalihan investasi ke sektor-sektor lain yang lebih membutuhkan.

“Ada baiknya para investor dipandu ke dalam sektor-sektor infrastruktur penunjang pelayanan publik yang masih kurang mendapatkan perhatian, seperti rumah sakit, sekolah, dan sarana transportasi. Jangan melulu bergerak di sektor komersial,” tambah Udjianto. (Dimas Jarot Bayu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumbawa: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumbawa: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gianyar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gianyar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jembrana: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jembrana: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perbandingan Rata Atap Baja Ringan dengan Kayu

[POPULER PROPERTI] Perbandingan Rata Atap Baja Ringan dengan Kayu

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tabanan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tabanan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Diskon Pajak, Intiland Gelar Pameran 21 Proyek

Andalkan Diskon Pajak, Intiland Gelar Pameran 21 Proyek

Hunian
Pentingnya Menjaga Tandon Air Tetap Sejuk Saat Musim Kemarau

Pentingnya Menjaga Tandon Air Tetap Sejuk Saat Musim Kemarau

Umum
'Full' Elektronik, Bali Tak Lagi Terbitkan Sertifikat Tanah Model Jadul

"Full" Elektronik, Bali Tak Lagi Terbitkan Sertifikat Tanah Model Jadul

Berita
79 Pelaku Industri Properti Jadi yang Terbaik versi Duo Awards

79 Pelaku Industri Properti Jadi yang Terbaik versi Duo Awards

Berita
Selangkah Lagi, Bali Jadi Pulau Lengkap

Selangkah Lagi, Bali Jadi Pulau Lengkap

Berita
Pemerintah Dapat Pinjaman dari Bank Dunia, Tuntaskan Sertifikasi Tanah

Pemerintah Dapat Pinjaman dari Bank Dunia, Tuntaskan Sertifikasi Tanah

Berita
Genjot Realisasi KPR Non Subsidi, BTN Resmikan 3 Sales Center Baru

Genjot Realisasi KPR Non Subsidi, BTN Resmikan 3 Sales Center Baru

Hunian
Raih Penghargaan, Perumahan Subsidi di Serang Ini Dinilai Punya Kualitas Terbaik

Raih Penghargaan, Perumahan Subsidi di Serang Ini Dinilai Punya Kualitas Terbaik

Perumahan
Terima Kontrak Kedua NICE PIK 2, WSBP Tuntas Memasok 21.948 Spun Pile

Terima Kontrak Kedua NICE PIK 2, WSBP Tuntas Memasok 21.948 Spun Pile

Konstruksi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com