JAKARTA, KOMPAS.com - PT Alam Sutera Realty Tbk akan lebih memfokuskan bisnis dan strateginya untuk menggarap pasar properti menengah bawah. Meski sudah direalisasikan sejak tahun lalu, namun di bawah kepemimpinan nakhoda baru, Purbaja Pantja, orientasi bisnis ini semakin dipertajam.
Pada prinsipnya, menurut Purbaja, Alam Sutera berada pada bisnis dan sektor yang sangat tepat. Terlebih jika dilihat secara jangka panjang, segmen properti menengah bawah masih sangat dinamis potensinya. Svarna Sutera di Pasar Kemis, Tangerang, contohnya.
"Oleh karena itu, pengembangan dan penjualan Svarna Sutera terus dikebut, dengan berbagai target yang sudah kami putuskan. Dari Svarna Sutera, kami menargetkan penjualan Rp 2 triliun. Proyek ini kami tawarkan dengan harga di bawah Rp 1 miliar," papar Purbaja kepada Kompas.com, Jumat (20/3/2015).
Svarna Sutera, lanjut Purbaja, merupakan satu dari sedikit proyek yang dikerjakan Alam Sutera tahun ini. Proyek lain adalah properti komersial dalam bentuk ruko, dan penjualan tanah-tanah kavling untuk keperluan fasilitas dasar macam sekolah, rumah sakit, dan perkantoran.
"Kami belum ada rencana ekspansi lagi selain konsnetrasi mengerjakan dan menyelesaikan proyek-proyek yang sudah dimulai. Kami sangat hati-hati melakukan ekspansi dengan kelaikan bisnis, dan finansial, terutama perhitungan return on investment-nya," imbuh Purbaja.
Saat ini saja, Alam Sutera memiliki bank lahan seluas 2.300 hektar. Sebagian besar di antaranya yakni 1.600 hektar berada di Svarna Sutera, sementara di Alam Sutera sekitar 400 hektar, Garuda Wisnu Kencana, Bali, 60 hektar, dan sisanya di Tanjung Pinang, Riau, dan Puncak, Bogor.
"Lahan seluas itu masih cukup untuk dijalankan sampai 20 tahun ke depan. Kami tidak akan gegabah melakukan ekspansi atau membuka proyek baru," kata Purbaja.
Potensi Svarna Sutera
Purbaja menjelaskan, fokusnya Alam Sutera pada proyek Svarna Sutera karena potensinya yang sangat menjanjikan. Ongkos tanah sebelum diakuisisi sangat murah, sekitar Rp 100.000 per meter persegi. Ketika Alam Sutera membelinya dari PT Modernland Realty Tbk, harganya melonjak Rp 2 juta per meter persegi.
"Kini, setelah kami garap, harga aktual menjadi sekitar Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta per meter persegi. Sementara tanah di Alam Sutera, Serpong saat ini sudha menembus angka Rp 25 juta per meter persegi. Karena itu, kami hanya menjualnya untuk dijadikan kavling-kavling komersial saja," jelas Purbaja.
Dengan kondisi demikian, marjin penjualan Svarna Sutera dinilai sangat menguntungkan. Demikian halnya dengan harga rumah. Purbaja memprediksi kenaikan harga rumah setidaknya bisa mencapai 15 persen hingga 20 persen per tahun, dalam kondisi pasar melemah sekali pun seperti saat ini.
Pasalnya, Svarna Sutera berada di kawasan yang dikelilingi industri dengan potensi kebutuhan tinggi. Selain itu, pihaknya juga akan melengkapi perumahan ini dengan berbagai fasilitas penunjang.
"Satu tahun ke depan, harga popertinya bisa lebih dari Rp 1,5 miliar per unit," ucap Purbaja.
Sementara di luar Svarna Sutera, Alam Sutera yang sukses menjual 3 lot kavling komersial senilai Rp 717 miliar pada semester dua 2014 lalu, juga mengandalkan The Tower, The Prominence, dan Ayodya City.
The Tower merupakan perkantoran 50 lantai yang berada di koridor Gatot Subroto Jakarta. Sementara The Prominence berada di area komersial Alam Sutera. Dari keduanya, Purbaja mengharapkan penjualan sekitar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun.
Sedangkan, dari Ayodya, nilai penjualan ditargetkan Rp 500 miliar hingga Rp 700 miliar. Sementara dari Garuda Wisnu Kencana sekitar Rp 400 miliar.
"Jadi target penjualan tahun ini sekitar Rp 5,8 triliun. Tumbuh dari tahun lalu sebesar Rp 4,3 triliun," pungkas Purbaja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.