Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di Kaltim, Sekarang Jual Gambar Tidak Laku Lagi"

Kompas.com - 18/01/2015, 17:38 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - "Di Kalimantan Timur, sekarang jual gambar sudah tidak laku lagi". Ketua DPD REI Kalimantan Timur, Arief Rahman Hasyim, mengutarakan fenomena terbaru di sektor properti kepada Kompas.com, Minggu (18/1/2015).

Menurut Arief, masyarakat Kalimantan Timur, khususnya di Balikpapan, dan Samarinda, sudah jauh lebih cerdas. Pengembang tidak bisa seenaknya lagi memasarkan rumah atau apartemen hanya bermodal gambar.

"Berkaca pada pengalaman masa lalu, memang banyak pengembang tidak jelas, nakal, mengutip uang muka lalu lari. Sekarang hal itu tidak mungkin bisa dilakukan lagi, karena konsumen sudah kritis dan jauh lebih cerdas," tutur Arief.

Dia melanjutkan, sejak kasus apartemen gagal bangun di Samarinda pada 2012, calon konsumen mulai selektif memilih produk dengan mempertimbangkan reputasi dan rekam jejak pengembang. Pengembang bonafid, menurut Arief, lebih dipercaya konsumen.

Arief menyebut nama Ciputra Group sebagai salah satu yang dipercaya konsumen. Mereka masuk pasar Kalimantan Timur dengan empat proyek yakni Citra Bukit Indah, Citra City Balikpapan, CitraLand Samarinda, dan CitraGrand Senyiur City Samarinda.

Demikian halnya Sinarmas Land Group dengan portofolio Balikpapan Baru, dan Grand City Balikpapan, serta Agung Podomoro Group dengan Bukit Mediterania Samarinda dan Borneo Bay City Balikpapan.

Progresif

Agresifnya pengembang nasional berekspansi ke Kalimantan Timur, dipercaya Arief sebagai indikasi pasar provinsi ini sangat potensial. Bahkan, untuk tahun ini, saat pasar di kawasan lainnya masih mengalami penyesuaian, Kalimantan Timur justru makin progresif.

"Tahun ini akan lebih bagus ketimbang 2014, meskipun pertumbuhan harganya tidak setinggi 2012 atau 2013. Saya perkirakan kenaikan harga di sini sekitar 10 persen hingga 15 persen," tandas Arief.

Untuk itu, DPD REI Kaltim berani menargetkan rumah terbangun sekitar 2.000 unit untuk kelas subsidi dan 4.000 unit untuk rumah komersial.

Angka tersebut, kata Arief, sejatinya sangat moderat. Pasalnya, meski pengembang Kalimantan Timur punya kesanggupan membangun, namun terkendala regulasi dan perizinan. Sebut saja patokan biaya sertifikat rumah, biaya pemecahan sertifikat, biaya perizinan, dan juga pajak.

"Ketidakjelasan itu yang menghambat produksi rumah. Semua tidak ada patokannya. Pemerintah Provinsi dan Kota juga tidak tegas, bagaimana kami harus melalui prosedur yang seharusnya," ucap Arief.

Padahal, banyak pengembang lokal Kalimantan Timur yang punya kemampuan bersaing dengan pengembang Nasional. Meski menargetkan jumlah target konservatif, namun para pengembang lokal tetap percaya diri melansir proyek baru.

PT Hasyim Putera Duta Prima, contohnya. Tahun ini, mereka melansir dua proyek skala besar. Keduanya adalah Absolute Condotel di kawasan Grand Mahakam City, Jl Siradz Salman, Samarinda.

Absolute Condotel ini akan dikembangkan sebanyak 48 unit dengan patokan harga mulai dari Rp 850 juta hingga Rp 1 miliar per unit.

PT Hasyim Putera Duta Prima akan membentuk usaha manajemen pengelolaan kondotel sendiri. Sehingga pada gilirannya, ketika Absolute Condotel beroperasi, anak usaha inilah yang akan menjadi operatornya.

Proyek lainnya adalah perumahan terpadu berbasis pendidikan di kawasan Ring Road II Jl HM Ardhan, Samarinda. Perumahan ini menempati lahan seluas 45 hektar. Dalam mengembangkannya, PT Hasyim Putera Duta Prima bekerjasama dengan sesama pengembang DPD REI Kalimantan Timur lainnya.

Sementara untuk fasilitas pendidikannya, akan dikerjasamakan dengan institusi pendidikan dari Jawa. Salah satu yang tengah dijajaki adalah STT Telkom, Bandung, dan Universitas Bina Nusantara Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

Hotel
Ada 'Long Weekend', Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Ada "Long Weekend", Whoosh Angkut Lebih dari 78.000 Penumpang

Berita
4 Hari 'Long Weekend', Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

4 Hari "Long Weekend", Penumpang Stasiun Gambir-Pasar Senen Melonjak

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com