Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Perumahan Bukan Urusan Sepele

Kompas.com - 03/11/2014, 19:24 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pihak khawatir, Kementerian PU dan Perumahan Rakyat tidak akan fokus membenahi permasalahan perumahan rakyat yang sudah sangat karut-marut. Para pelaku pasar perumahan sangat berharap kementerian ini tidak hanya mengurusi masalah pekerjaan umum dan infratstruktur.

"Masalah perumahan rakyat bukanlah masalah sepele yang dapat diselesaikan dengan pembangunan berorientasi fisik saja, tapi harus diimbangi dengan pemahaman masalah pasar, pembiayaan sampai pertanahan," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, dalam siaran pers kepada Kompas.com, Senin (3/11/2014)

Ali mengatakan, empat dirjen yang telah ditunjuk untuk membantu menteri masih dirasakan belum menyentuh masalah perumahan rakyat. Seharusnya, lanjut dia, sesuai nama kementriannya harus ada unsur perumahan rakyat.

"Ini seharusnya sudah disadari oleh menteri terkait. Karenanya, pengangkatan dirjen yang sesuai dengan kompetensi masalah perumahan harus menjadi pilihan strategis. Penempatan dirjen yang ada saat ini menggambarkan bahwa fokus Kementerian PU-Pera masih bergeming hanya untuk urusan pekerjaan umum," ujar Ali.

Ali mengatakan, dirjen menjadi strategis karena saat ini sangat banyak permasalahan perumahan rakyat yang masih belum selesai dan dibiarkan mengambang pasca Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sebelumnya. Ekonomi biaya tinggi dengan besarnya biaya-biaya perizinan dan utilitas menjadi permasalahan belum terselesaikan selama dua periode Susilo Bambang Yudhoyono.

"Selain itu polemik hunian berimbang dengan dilaporkannya pengembang ke kejaksaan masih belum ada ujungnya. Belum lagi penghapusan subsidi rumah tapak, juga belum ada kepastiannya. Ini membuat pasar perumahan menjadi tanpa arah," kata Ali.

Ali menambahkan, banyaknya pengembang beralih dari membangun rumah tapak menengah bawah ke segmen lebih tinggi tidak lain lantaran banyaknya kebijakan kontra produktif. Di sisi lain, menurut dia, pemerintah sebagai penanggung jawab penyediaan perumahan rakyat pun belum dapat memenuhi kewajibannya sendiri.

"Pemerintah masih dinilai gagal dalam mengendalikan harga tanah sehingga pasar membutuhkan solusi yang seharusnya dapat diakomodasi oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat," katanya.

Seperti ketahui, Menteri Basuki Hadimuljono menyebutkan akan ada perombakan unit eselon I dari kedua kementerian. Dengan demikian, jumlahnya hanya 11 eselon I.

"Diusulkan nanti ada 4 Dirjen 1 Sekjend dan sisanya badan khusus," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com