Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hongkong Obral Lahan Pemerintah

Kompas.com - 01/07/2014, 14:44 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber SCMP
KOMPAS.com - Lahan merupakan salah satu faktor produksi paling penting bagi pengembang. Semakin luas lahan yang mampu dikuasai, maka akan kian besar pula kesempatan untuk mendulang keuntungan.

Fenomena menarik tengah terjadi di Hongkong, Tiongkok. Pemerintah setempat menambah persediaan lahan "murah" dengan harga kompetitif dan bisa diakses pengembang pengembang gurem dengan keterbatasan kapital.

Peningkatan pasokan lahan pemerintah tersebut, memberi kesempatan kepada pengembang kecil untuk berjuang dan bertahan di tengah kompetisi sengit bisnis dan industri properti Hongkong yang selalu dimenangkan oleh konglomerat besar kaliber internasional.

Chief Executive Administration, Leung Chun-ying memutuskan untuk meningkatkan jumlah pasokan tanah. Meski ukurannya tidak luas, namun jumlahnya banyak dan bisa mengakomodasi pembangunan 20.000 flat pribadi.

Sebelumnya, setiap lot lahan, telah dijual dengan harga miliaran dollar, sehingga memaksa pengembang kecil mencari lahan di luar wilayah garapan dan menghindari persaingan dengan pengembang besar.

Direktur Far East International Consortium, Chris Hoong, mengatakan pengembang kecil dan menengah berjuang untuk bersaing dalam penjualan tanah pemerintah atau lelang yang didominasi oleh konglomerat besar.

"Namun, mereka hampir tidak bisa bersaing dengan saingan mereka yang lebih besar karena sebagian besar penjualan tanah pemerintah atau lelang menampilkan potongan besar properti dengan harga selangit," kata Hoong.

Saat
ini, pasar tanah di Hongkong telah berubah dan sangat berbeda. Dengan pasokan lahan lebih banyak, memberikan para pengembang dari berbagai kelas lebih banyak kesempatan untuk membangun produk berharga lebih murah.

Melalui tender pemerintah, Far East membeli dua lokasi pengembangan kecil, di Sha Tau Kok Tai Wai dan, Sha Tin, dalam enam bulan. Pada Oktober tahun lalu, perusahaan memenangkan tender lahan di daerah tertutup Sha Tau Kok senilai 143 juta dollar Hongkong atau setara Rp 219 miliar. Lahan ini dapat dikembangkan menjadi proyek perumahan sebanyak 240 flat.

Pengembang kecil lainnya, seperti Wang On Group, juga mengambil bagian dalam penjualan tanah pemerintah.

Kamis lalu, perusahaan patungan antara Wang On dan Kam Wah Holdings memenangkan tender untuk sebuah situs di Ma On Shan seharga Rp 1 triliun. Di atas lahan ini, perusahaan tersebut dapat membangun flat seluas 200.210 kaki persegi.

Materia ganda

Dua tahun sejak Leung menjadi Chief Executive Administration Hongkong, pemerintahannya masih bergulat dengan kesulitan meningkatkan pasokan lahan. Padahal sistem penjualan tanah sebelumnya telah efektif membangtu pengembang kecil.

Kebijakan Leung membuat kota baru di timur New Territories dianggap sangat konstroversial sehingga memicu lonjakan harga tanah. Walhasil, perusahaan beralih mengonversi bangunan tua dan membangun kembali menjadi proyek-proyek perumahan kelas atas.

Sayangnya, sebelum itu terjadi, langkah pendinginan materai ganda diperkenalkan tahun lalu. Sehingga menaikkan biaya perolehan untuk properti dan peningkatan risiko dalam bisnis. "Dengan penurunan nilai tanah, kita meraih kesempatan ini untuk memperoleh tanah pemerintah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com