Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Gelombang Pertumbuhan Properti Kedua Terjadi? (Bagian III)

Kompas.com - 28/04/2014, 08:03 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama fundamental pasar berupa pasokan dan permintaan masih menguat, disokong pertumbuhan ekonomi positif di angka 5 persen hingga 6 persen, kesempatan bagi pengembang untuk membangun produk-produk yang diminati pasar dalam beberapa tahun ke depan, masih sangat tinggi.

Head of Research JLL, Anton Sitorus, mengatakan, kondisi aktual memungkinkan pengembang lebih berkonsentrasi membangun proyek yang memberikan keuntungan investasi dan juga pertumbuhan nilai. Menurut dia, ada beberapa produk properti yang punya kans besar untuk tumbuh dan menjadi tren ke depan seperti properti multifungsi (mixed use project), taman perkantoran (business park), pusat belanja skala kecil (neighborhood center), dan logistik serta pergudangan modern.

"Keempat jenis properti tersebut sangat menjanjikan di tengah melambatnya siklus pasar properti Indonesia. Terlebih di wilayah Jakarta dengan berbagai indikator yang memengaruhi termasuk penurunan tingkat pertumbuhan harga sewa," jelas Anton kepada Kompas.com, pekan ini.

Anton mengungkapkan, hingga 2018 mendatang, pasokan perkantoran baru di central business district (CBD) Jakarta bakal mencapai 2,6 juta meter persegi dengan harga sewa rerata Rp 188.850 ribu per meter persegi.

Sementara di luar CBD Jakarta, bakal menambah pasokan baru sebanyak 1,3 juta meter persegi dengan basis tarif sewa rerata senilai Rp 103.300 per meter persegi. Di subsektor pusat belanja, bangunan baru yang masuk pasar dalam tiga tahun mendatang seluas 250.000 meter persegi dengan harga sewa rerata menembus level Rp 369.740 per meter persegi.

Sedangkan apartemen strata sebanyak 62.197 unit akan menambah pasokan pada 2017. Dari sejumlah ini, 70 persen di antaranya terserap pasar.

Melihat kondisi pasokan, tingkat serapan dan juga akselerasi pertumbuhan harga sewa yang terus menurun, Anton tidak dapat memastikan kapan gelombang pertumbuhan pasar properti kedua pasca 2010-2012, terjadi. Pasalnya, mengacu pada jam properti Jakarta, subsektor perkantoran, kawasan industri, dan apartemen sedang dalam zona lampu kuning.

"Pertumbuhan terus terjadi hanya intervalnya semakin lambat (sedikit). Apartemen strata memamg masih berada di jam 10.00, namun perlu diwaspadai tingkat permintaan dan pertumbuhan harganya. Begitu juga dengan perkantoran yang sudah berada di jam 11.00, ini jelas lampu kuning," tandas Anton.

Lain lagi dengan pusat belanja, setelah bertahun-tahun mengalami minim pasokan baru, mulai menggeliat lagi dalam dua hingga tiga tahun mendatang. "Pusat belanja berada di jam 06.30, berada di zona pertumbuhan (rising). Namun, bukan berarti subsektor perkantoran lantas jatuh pada tiga tahun mendatang, bisa jadi malah rising lagi jika kondisi ekonomi terus tumbuh positif di atas 5 persen, inflasi terkendali, nilai tukar Rupiah menguat dan suku bunga rendah," imbuhnya.

Baca juga: Kapan Gelombang Pertumbuhan Properti Kedua Terjadi? (Bagian I), dan Kapan Gelombang Pertumbuhan Properti Kedua Terjadi? (Bagian II)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau