Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Gelombang Pertumbuhan Properti Kedua Terjadi? (Bagian II)

Kompas.com - 28/04/2014, 07:23 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampai kapan perlambatan pasar properti Indonesia berlangsung? Tidak ada satupun yang dapat menjawab dengan pasti, kapan gelombang pertumbuhan kedua bakal terjadi lagi.

Namun demikian, selama kondisi ekonomi dan bisnis secara umum positif, selama itulah pasar properti Indonesia aman. Hanya, pertumbuhan besar-besaran secara signifikan yang terjadi selama 2010-2012 mungkin tidak akan terulang dalam waktu dekat.

Head of Research JLL, Anton Sitorus, menjelaskan, sebelum tahun 2014, permintaan perkantoran tetap positif namun volumenya menurun. Demikian halnya tingkat hunian juga stabil karena pasokan tidak banyak. Pertumbuhan harga sewa melambat, mulai terjadi pada semester II 2013.

"Sedangkan subsektor hunian tidak banyak pasokan atau klaster baru yang diluncurkan. Kenaikan harga masih berlangsung, namun tingkat pertumbuhannya terganjal penjualan yang melambat. Dari kondisi tersebut, proyek kelas menengah-menengah dan atas yang paling aman," urai Anton, kepada Kompas.com, pekan ini.

Untuk subsektor pusat belanja, kondisi pasca 2013 menunjukkan stabilitas permintaan. Bahkan cenderung terus melambat. Tingkat hunian tetap berada di level seperti pencapaian 2012, yakni 90 persen. Harga sewa stagnan dan dan pembangunan proyek baru pun terbatas akibat efek moratorium.

"Namun ternyata pada kuartal I 2014 di luar ekspektasi dan prediksi 2013. Meski tingkat permintaan perkantoran tidak setinggi kurun 2010-2012, tapi tetap tumbuh karena didorong ekspansi perusahaan. Sehingga terbuka kemungkinan proyek baru bertambah," tambah Anton.

Sementara di subsektor hunian, penjualan naik bertahap yang berasal dari peluncuran proyek baru. Sehingga harga berpotensi mengalami akselerasi khususnya di daerah-daerah incaran investor. Namun begitu, tidak semua segmen akan bernasib serupa, hanya kelas menengah atas yang berpotensi meningkat.

Menurut data Colliers International Indonesia terdapat peluncuran 14 proyek apartemen baru yang mencakup 5.286 unit selama kuartal I 2014. Sementara untuk pipa pengembangan hingga tiga tahun ke depan, terdapat 62.197 unit dari 124 gedung (proyek). Apartemen ini terdistribusi di Jakarta Barat sebanyak 22,4 persen, Jakarta Pusat 20,4 persen dan Jakarta Selatan 20,2 persen. Dari puluhan ribu unit apartemen tersebut, 70 persennya sudah terserap pasar.

"Permintaan menanjak juga ditunjukkan subsektor pusat belanja seiring ekspansi para peritel yang ada maupun yang baru masuk pasar. Indikasi lain adalah harga sewa tumbuh moderat, tingkat hunian juga relatif stabil cenderung turun, karena pengembang dan peritel lebih memilih ekspansi ke daerah pinggiran," imbuh Anton.

Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, berpendapat senada. Menurutnya, siklus properti Indonesia dengan benchmark Jakarta saat ini tengah menurun.

"Subsektor apartemen, perkantoran, kawasan industri berada pada posisi mulai turun. Meski bukan terjun bebas, karena pertumbuhan tetap ada. Namun, perlu diwaspadai jangan sampai jor-joran membangun, sementara tingkat serapan dan harga cenderung stagnan," tambahnya.


Sebelumnya baca: Kapan Gelombang Pertumbuhan Properti Kedua Terjadi? (Bagian I)
Selanjutnya baca: Kapan Gelombang Pertumbuhan Properti Kedua Terjadi? (Bagian III)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau