Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mau Kalah, Bekasi Barat Mulai Mengejar Koridor Simatupang!

Kompas.com - 28/03/2014, 15:32 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Banyaknya perusahaan nasional dan multinasional yang beroperasi di Bekasi memicu pertumbuhan permintaan hunian dan ruang perkantoran. Fenomena dekonsentrasi kantor perwakilan (representative office) perusahaan-perusahaan itu dari Jakarta ke kota ini direspon cepat oleh pengembang.

Salah satunya pengembang yang responsif adalah PT Metropolitan Land Tbk (Metland). Metland memasok sekaligus perkantoran dan apartemen M Gold Tower yang konstruksinya hampir rampung dan akan diserahterimakan pada kuartal IV 2014.

Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk., Nanda Widya, menuturkan bahwa pasar perkantoran dan apartemen di Bekasi sangat kuat seiring pertumbuhan industri di wilayah Cikarang, dan juga Karawang. Pertumbuhan industri ini diperkuat dengan kehadiran ratusan vendor dengan jumlah karyawan mencapai puluhan ribu orang.

"Bekasi Barat sebagai daerah perlintasan menjadi sangat menarik dan diminati pasar, terutama ekspatriat dari Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, India, Thailand, dan Singapura yang bekerja di industri-industri tersebut," jelas Nanda usai seremoni tutup atap M Gold Tower, Jumat (28/3/2014). 

Menurut Nanda, mereka membeli properti dan kemudian menjual, serta menyewakan kembali. Sebut saja Marimo Co. Ltd., yang mengakuisisi sebagian lantai perkantoran dan apartemen M Gold Tower.

"Ketertarikan mereka, para ekspatriat yang merupakan pembeli sekaligus investor adalah karena  faktor strategisnya lokasi Bekasi Barat. Wilayah ini merupakan perlintasan dari Barat ke Timur dan sebaliknya, atau dari Selatan ke Utara dan sebaliknya," ujar Nanda.

Terbukti, menurut Direktur PT Metropolitan Land Tbk, Anhar Sudradjat, perkantoran M Gold Tower sudah mendapat komitmen dari perusahaan multinasional yang beroperasi di Cikarang, dan juga Karawang.

"Ruang-ruang kantor yang kami tawarkan secara strata ada 4 lantai dengan patokan harga Rp 20 juta per meter persegi. Semua sudah ludes terjual. Sedangkan ruang kantor yang disewa sebanyak 5 lantai dengan harga Rp 150.000-Rp 200.000 per meter persegi. Belum lagi secara resmi kami pasarkan April mendatang, sudah menarik banyak peminat," tandas Anhar.

Bukan tidak mungkin, lanjut Nanda, dengan tingkat permintaan yang kuat namun pasokan terbatas, wilayah Bekasi Barat akan menggantikan posisi koridor Simatupang sebagai pusat bisnis baru. Menurutnya, akan ada banyak pengembangan perkantoran baru di wilayah ini. Apalagi, kondisi lalu lintas koridor Simatupang semakin macet, membuat investor dan perusahaan berpaling ke lokasi lebih strategis dengan aksesibilitas memadai, demi memudahkan karyawannya dalam bekerja.

"Saat ini saja, harga perkantoran di Bekasi sudah menembus Rp 20 juta per meter persegi. Sementara di koridor Simatupang serentang Ro 24 juta hingga Rp 30 juta per meter persegi dan harga sewanya sekitar Rp 200.000-Rp 300.000 per meter persegi. Tidak jauh beda dengan Bekasi," ucap Nanda.

Anhar menambahkan, kemacetan yang terjadi di koridor Simatupang, berdampak positif pada daerah pendukung seperti Bekasi. Kota ini tidak hanya menjadi tempat untuk tinggal, melainkan juga bekerja.

Selain Metland, pengembang besar lainnya yang sudah menggarap wilayah Bekasi adalah Sinarmas Land Group dengan Grand Wisata dan Kota Deltamas, PT Summarecon Agung Tbk dengan Summarecon Bekasi, dan pengembang asal Jepang yakni Tokyu Land yang berkolaborasi dengan Toyota Tsusho dan PT Lippo Cikarang Tbk.

Mereka tak cuma menggarap perumahan, juga membangun pusat bisnis di masing-masing proyek. Khusus Summarecon Agung, bahkan sudah membangun pusat belanja, hotel Harris, dan juga kelak perkantoran serta apartemen dua menara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com