Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal 2014, Kemenpera Bangun 30.000 Rumah Murah untuk PNS dan MBR

Kompas.com - 20/12/2013, 17:47 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) akan memulai pembangunan sebanyak 30.000 unit rumah subsidi untuk pegawai PNS dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Program rumah subsidi ini dilaksanakan mulai pada Februari 2014 mendatang skema KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Kepastian tersebut dikemukakan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Agus Sumargiarto, kepada Kompas.com usai prosesi peletakan batu pertama pembangunan Perumahan untuk pegawai Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal di Griya Indah Serpong, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jumat (20/12/2013). Dari total 30.000 unit tersebut, 20.000 unit di antaranya tersebar di berbagai kawasan di Indonesia Tengah dan Timur. Sedangkan 10.000 unit lainnya tersebar di kawasan Indonesa Barat.

"Peresmian pembangunan perumahan subsidi di Indonesia Tengah dan Timur akan dipusatkan di Mamuju, Sulawesi Selatan, sedangkan di Indonesia Barat akan dipusatkan di Banten," imbuh Agus.

Pelaksanaan pembangunan rumah subsidi untuk pegawai tersebut, lanjut Agus, dilaksanakan bekerjasama dengan Perum Perumnas. Untuk diketahui, Kemenpera mengalokasikan dana rumah subsidi dengan mekanisme KPR FLPP untuk pegawai dan MBR sebesar Rp 7 triliun pada 2014 (Baca juga: Nyatanya, Tetap Susah Punya Rumah Murah!).

Selain dengan Perum Perumnas, Kemenpera juga menjalin kerjasama dengan Kementerian lainnya. Satu di antaranya adalah dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT). Mereka berkolaborasi membangun kompleks perumahan untuk pegawai di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz, mengatakan pembangunan rumah ini merupakan tindak lanjut kerjasama antara Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan PT Khatulistiwa Indah Jaya Permai selaku pengembang perumahan Griya Indah Serpong dalam rangka memfasilitasi penyediaan rumah bagi pegawai kedua kementerian tersebut.

"Rumah untuk pegawai, khususnya dan MBR belum banyak terbangun, padahal kebutuhannya tinggi. Proses pembangunan perumahan bagi pegawai ini dilaksanakan secara bertahap. Mudahan-mudahan lebih cepat terbangun, supaya pegawai dapat memiliki rumah ini segera," ujar Djan.

Pembangunan perumahan dua kementerian tersebut difasilitasi oleh pemerintah dan dapat dimiliki para pegawai dengan memanfaatkan KPR FLPP dengan  suku bunga 7,25 persen dan angsuran Rp 700.000 per bulan serta tenor 20 tahun.

Program pembangunan rumah untuk pegawai ini, tambah Djan, bertujuan  meningkatkan kesejahteraan pegawai PNS/Non PNS dengan memperkecil pengeluaran untuk biaya transportasi.

Adapun Griya Indah Serpong, menurut Agus, merupakan perumahan seluas 50 hektar yang  mengusung konsep hunian berimbang dengan konstruksi 2 lantai (rumah tumbuh).

"Di dalamnya akan dibangun total 620 unit. Terbagi atas rumah tipe 36/60 m2 sebanyak 50 unit, tipe 36/72 me sejumlah 70 unit, dan 500 unit lainnya masih dalam proses karena terbentur ketersediaan lahan. Selain rumah pegawai, sebelumnya sudah dibangun hunian eksisting dengan tipe lebih besar," ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Berita
Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com