Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Sekolah Sekarang seperti Penjara...

Kompas.com - 11/11/2013, 13:42 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bangunan sekolah sekarang ibarat penjara yang mengekang kreativitas para murid. Berbentuk gedung yang berkesan angkuh, berpagar tinggi, tertutup, dan asing dengan lingkungan sekitar.

"Anjlok"-nya kualitas dan fungsi gedung sekolah di Jakarta ini diungkapkan Ketua Kehormatan IAI Jakarta, Her Pramtama, saat rilis sayembara yang diadakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi DKI Jakarta dan IAI Jakarta, Sabtu (9/11/2013).

"Gedung sekolah sekarang banyak mengeluarkan energi berlebihan. Kalau dulu kita sekolah jarang pakai AC karena dirancang banyak bukaan sehingga sirkulasi udara berjalan dengan baik, sekarang sekolah lebih tertutup. Agar tidak panas, digunakanlah AC. Bentuk sekolah juga semakin lama semakin mirip dengan penjara, tertutup, dan berpagar tinggi," ujar Her.

Menurut Her, saat ini gedung sekolah hanya dipandang fungsinya saja. Gedung sekolah tidak dipandang lebih dari bangunan untuk mendapatkan pendidikan. Kendati merupakan bagian dari area publik, sekolah juga sangat tertutup. Kegiatan-kegiatan penduduk sekitar, di luar penggunaan sebagai TPS atau lokasi kampanye partai politik yang memang tidak boleh bertempat di gedung sekolah, tidak dapat dilakukan.

Lantas, bagaimana gedung sekolah yang ideal?

"Sekolah untuk SD, SMP, SMA itu tempat di mana warga belajar lingkungan, mendapat contoh yang baik. Mungkin di rumah belum melihat sesuatu yang baik," ujarnya. Her mencontohkan, jika sekolah berhasil menerapkan desain yang memaksimalkan perputaran udara, maka pendingin udara tidak diperlukan.

Dengan begitu, para murid bisa memiliki pikiran terbuka bahwa pendingin udara sifatnya tidak harus digunakan. Selain itu, sekolah juga bisa menjadi laboratorium hidup. Sekolah bisa menerapkan prinsip daur ulang air dari air wudhu, air buangan kloset, serta pengolahan sampah jadi kompos.

Lewat sayembara yang secara resmi dipublikasikan Senin (11/11/2013) ini, tampaknya ada angin segar bagi desain sekolah di Jakarta. Diharapkan, dengan sebuah terobosan desain arsitektur, sekolah yang baru ini mampu menjadi tidak lagi sekadar (penampung) kegiatan belajar mengajar saja, tetapi ada manfaat untuk mendidik generasi muda agar bisa memahami aturan, lingkungan, dan berbagai macam persoalan.

"Saya berusaha mendorong bangunan publik,  sekolah, rumah sakit, terminal, atau bandara disayembarakan supaya bisa menjadi karya arsitektur yang memiliki kualitas terbaik. Sehingga akhirnya mendorong Jakarta punya peradaban yang baik. Jadikan arsitektur menjadi salah satu strategi pembangun kota. Mudah-mudahan kualitas hidup warganya jadi baik, kemudian bisa mendorong wisatawan, roda perekonomian berputar, kesejahteraan tercapai," tutur Her.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begini Cara Memperpanjang Umur Mesin Cuci Anda

Begini Cara Memperpanjang Umur Mesin Cuci Anda

Tips
Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Berita
Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Berita
Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com