Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harus Belajar dari Kegagalan Jepang Bangun Hunian Mikro

Kompas.com - 30/10/2013, 09:33 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Hunian mikro kini mulai dilirik kota-kota metropolitan seluruh dunia. Keterbatasan tanah dan padatnya penduduk membuat pengembang mulai memperkecil unit-unit hunian. Konsumen pun harus beradaptasi dan rela tinggal di dalamnya.

Namun, bagi orang Jepang, hal ini sudah terjadi puluhan tahun lalu. Seperti dikutip dalam Fastcoexist.com, mereka sudah mulai tinggal apartemen mikro seluas 9,2 meter persegi dalam Menara Nakagin Capsule sejak tahun 1972. Sayangnya, kini menjadi contoh kegagalan hunian mikro.

 
Kisho Kurokawa merancang Menara Nakagin Capsule di area Ginza, Tokyo, Jepang. Sebanyak 140 kapsul ditumpuk dan ditata melingkar hingga membentuk satu gedung setinggi 14 lantai. Setiap unit kapsul hanya berukuran 4 m x 2,5 m. Bentuk kapsul-kapsul ini pun bisa diubah dengan cara menghubungkan beberapa kapsul menjadi satu.
 
"Hal tersebut merupakan arsitektur tipe baru yang mencoba menyelesaikan masalah tata kota tradisional," ujar fotografer Noritaka Minami. Minami telah mempelajari dan mendokumentasikan Menara Nakagin Capsule tersebut sejak awal pembangunannya.
 
"(Menara) ini memiliki tujuan spesifik, dia akan melayani pelanggan tertentu, yaitu pebisnis yang membutuhkan hunian di tengah kota selama hari kerja. Hunian tersebut tidak perlu mengikuti fungsi rumah aslinya," imbuhnya.
 
Saat ini setengah dari jumlah kapsul yang ditempati, digunakan sebagai kantor. Sebagian lainnya digunakan sebagai hunian murah oleh orang tua maupun anak muda. Ironisnya, gedung yang pada awal pembangunannya diharapkan menjadi model konstruksi hunian di masa depan, kini tidak diperbanyak.
 
Keputusan untuk tidak memperbanyak hunian semacam ini tampaknya merupakan keputusan yang tepat. Pasalnya, masing-masing kapsul ini tidak hanya memiliki ukuran kecil, namun interiornya juga tidak efisien. Kapsul tersebut tidak mampu memaksimalkan penggunaan ruang. Selain itu, proses konstruksinya juga menggunakan teknik eksperimental. Hal ini membuat perawatannya semakin sulit. 
 
"Sangat sulit memperbaiki sistem ledeng dan perawatan, karena desainnya. Tidak ada yang seperti itu," ujar Minami. Selain itu, ketika Minami mengunjunginya pada Agustus 2010, dia juga menemukan bahwa jendela berbentuk melingkar yang ada pada masing-masing kapsul tidak dapat dibuka. Di dalam terasa seperti sauna karena pendingin udara pun tidak bekerja.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Mojokerto: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Mojokerto: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Diklaim Makin Progresif, Ini Perkembangan Proyek Tol Padang-Sicincin

Diklaim Makin Progresif, Ini Perkembangan Proyek Tol Padang-Sicincin

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karangasem: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karangasem: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klungkung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Bank Mandiri Fasilitasi KPR Perumahan Citra Suwarna Group

Berita
[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

[POPULER PROPERTI] AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Buleleng: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangli: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Berita
Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com