Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Properti Tahan Banting?

Kompas.com - 28/08/2013, 15:40 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Secara historis, sektor properti Indonesia memiliki karakteristik yang khas. Apalagi dalam kurun tiga tahun terakhir di mana pertumbuhan terjadi di semua lini, baik permintaan, pasok maupun harga.

Namun demikian, saat perekonomian memburuk yang dipicu perkasanya nilai kurs mata uang dollar AS, daya tahan sektor properti Indonesia tengah diuji. Akankah terpuruk seperti halnya saat krisis yang terjadi pada 1997/1998? Atau sebaliknya, justru tahan banting?

Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, crash akan datang lebih cepat ketimbang yang bisa diperkirakan. Pasar perumahan dan kondominium merupakan yang paling awal terkena dampaknya.

"Perumahan dan kondominium khususnya kelas menengah atas akan terkena pengaruh paling signifikan. Disusul kemudian sektor perkantoran baik strata maupun sewa sama-sama memiliki potensi memburuk," jelas Arief kepada Kompas.com, Rabu (28/8/2013).

Perkantoran sewa, lanjut Arief, nasibnya akan sangat ditentukan oleh rencana strategis perusahaan penyewanya apakah akan memperpanjang masa sewa atau tidak. Sebaliknya, perusahaan yang menyewa ruang-ruang besar juga akan menghitung ulang, apakah akan tetap bertahan dengan ruang sewa sekarang atau justru memangkasnya menjadi ruang lebih kecil. Sementara untuk perkantoran strata, para pembeli akan berpikir ulang bahkan tidak tertutup kemungkinan menunda pembelian.

"Namun begitu, selama pengembang dapat mempertahankan pra komitmen dari calon penyewa dan pembeli, sektor perkantoran masih tetap aman. Pasok perkantoran yang akan masuk pasar pada 2014 mendatang, sudah meraup pra komitmen dengan persentase signifikan," ungkap Arief.

Sementara itu, untuk Kawasan Industri, potensi "kaburnya" perusahaan-perusahaan asing yang dimiliki secara mayoritas atau berbasis di Amerika Serikat, sangat kecil. Mereka akan mempertahankan bisnisnya di sini, apalagi bila itu merupakan profit center-nya.

Menurut Presiden Direktur dan CEO Lippo Cikarang, Meow Chong Loh, kawasan industri memang akan melemah hingga 2013 mendatang. Permintaan tidak sekuat tahun lalu. Namun,  terpuruknya nilai tukar Rupiah tidak sampai membuat perusahaan-perusahaan hengkang dari kawasan industri.

"Secara langsung (direct impact) untuk kawasan industri tidak ada, kami masih menawarkan lahan seluas 3.000 meter persegi hingga 5.000 meter persegi dengan harga jual Rp 2 juta per meter persegi kepada investor, dan masih ada respon. Akan tetapi untuk industri konsumsi yang berbasis barang impor akan sangat buruk paparan dampaknya," imbuh Meow seraya menambahkan pihaknya masih mampu mencetak Rp 1,2 triliun dari target Rp 2,4 triliun penjualan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Berita
Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Berita
Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com