JAKARTA, KOMPAS.com -Marmer merupakan salah satu bahan penutup lantai paling elegan yang bisa Anda aplikasikan untuk lantai dapur di rumah Anda.
Marmer merupakan bahan alami yang dipanen dari perut gunung dalam lempengan batu besar. Material tersebut kemudian diiris dan disempurnakan menjadi ubin, lempengan, dan lembaran mosaik dan digunakan untuk berbagai kebutuhan konstruksi.
Zaman dulu, lantai marmer digunakan sebagai bahan yang menghiasi istana serta untuk material dalam beberapa karya seni dan arsitektur hebat.
Baca juga: Opsi Penutup Lantai Terbaik untuk Teras Rumah Anda
Karena itu, saat dipasang di dapur, lantai marmer dapat menciptakan kesan canggih yang akan terbawa ke seluruh suasana ruangan.
Bagi yang berkeinginan memasang lantai marmer di area dapur rumah, yuk pertimbangkan dulu untung ruginya.
Keuntungan Penggunaan Lantai Marmer di Dapur
Ada sejumlah keuntungan penting menggunakan marmer sebagai bahan lantai di dapur yakni.
Ubin dan lempengan marmer tersedia dalam berbagai warna. Namun karena diproses secara khusus maka setiap potongan marmer sedikit berbeda dalam warna dan pola.
Sedangkan ubin yang dibuat dari lempengan besar marmer tentu a akan memiliki keseragaman warna dan kesamaan pola secara keseluruhan. Karena itu, tidak ada dua lantai marmer yang terlihat persis sama.
Keunikan setiap lantai marmer menjadi salah satu alasan utama mengapa marmer sangat dihargai sebagai bahan bangunan.
Salah satu alasan mengapa marmer begitu sering digunakan dalam karya pahatan adalah karena marmer memiliki fitur tembus cahaya.
Saat digunakan untuk lantai, kualitas ini memungkinkan cahaya menembus permukaan. Pada lantai marmer yang lebih gelap, permainan cahaya di permukaan lantai sangat indah dan menjadi tambahan elemen dekorasi bagi ruangan.
Marmer adalah bahan alami yang dipanen langsung dari perut bumi. Marmer dapat didaur ulang dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan di akhir masa pakainya.
Kekurangan Lantai Marmer di Dapur
Berikut beberapa kerugian penggunaan lantai marmer di area dapur.
Marmer adalah salah satu bahan penutup lantai yang memiliki harga tinggi di pasaran. Rata-rata harga marmer ukuran 60x60 cm saja mencapai Rp 600.000.
Terlebih jika Anda ingin membeli marmer dengan motif khusus, ubin yang lebih besar, lempengan, dan ukuran non-standar, harganya bisa lebih tinggi.
Marmer adalah batu yang relatif lunak, dan ubin marmer yang dipoles relatif mudah tergores. Seiring waktu, lantai marmer rentan rusak jika ada perpindahan furnitur, atau bahkan cakaran hewan peliharaan.
Memperbaiki lantai marmer yang tergores adalah pekerjaan yang sulit dan biasanya membutuhkan bantuan seorang profesional untuk memolesnya kembali.
Permukaan lantai marmer agak keropos dan memiliki komposisi yang sedikit basa. Artinya setiap kali zat asam berinteraksi dengannya, akan terjadi reaksi kimia dalam bentuk noda yang agak mencolok.
Di dapur, banyak bahan dengan kadar keasaman tinggi berisiko jatuh di lantai. Mulai dari saus hingga jus buah dan membuat noda permanen.
Untuk mencegah noda, lantai marmer harus disegel dengan benar dengan bahan kimia yang memiliki lapisan tak terlihat di atas marmer.
Anda harus mengoleskan kembali cairan pelapis tersebut secara berkala, setiap 6 hingga 12 bulan, untuk menjaga tampilan lantai marmer.
Lantai marmer, seperti ubin keramik, merupakan bahan bangunan yang akan terasa dingin saat dipijak.
Rasa dingin yang berlebihan tentu tidak menyenangkan jika Anda tinggal di daerah dengan intensitas hujan yang tinggi.
Lantai marmer juga sangat keras, artinya benda pecah belah yang jatuh akan langsung pecah. Atau, lebih buruk lagi, permukaan lantai marmer bisa langsung pecah.