JAKARTA,KOMPAS.com - Banyak mitos yang berkembang di Indonesia seputar sektor perumahan. Salah satunya adalah rumah tusuk sate.
Konon rumah tusuk sate adalah tempat favorit untuk ditinggali oleh para makhluk halus dan jin sehingga bisa mendatangkan celaka bagi para penghuni rumah.
Hal inilah yang membuat rumah tusuk sate kurang laku di pasaran bahkan setelah dipasarkan dengan harga yang lebih rendah.
Baca juga: Ingin Kurangi Energi Buruk di Rumah Tusuk Sate? Lakukan 6 Hal Berikut
Meskipun sering dikaitkan dengan hal-hal berbau gaib, Feng Shui Nexus mengatakan ada alasan logis mengapa banyak ahli menyarankan calon konsumen untuk tak membeli rumah tusuk sate.
Alasan pertama adalah soal lalu lintas di sekitar rumah tusuk sate. Rumah tusuk sate ini biasanya berlokasi di tepi jalan utama.
Jika arus lalu lintas tinggi, maka otomatis akan berbahaya bagi keamanan rumah terlebih bila rumah belum dilengkapi dengan pagar pembatas.
Apalagi bila rumah Anda berada di ujung jalan turunan, tingkat bahaya yang mengancam keselamatan penghuni rumah akan meningkat.
Masalah selanjutnya adalah sorotan lampu kendaraan saat malam hari. Kebanyakan orang merasa tidak nyaman ketika sebuah kendaraan bergerak lurus ke arah mereka.
Di rumah tusuk sate, sorotan lampu depan mobil akan menyinari langsung ke rumah Anda terlebih bila terletak pada jalan yang sibuk.
Meskipun bisa disiasati dengan pemasangan tirai, namun ini bisa membuat sang pemilik rumah terganggu.
Baca juga: 5 Tanaman Indoor yang Cocok Ditempatkan di Rumah Minimalis
Mereka yang tinggal di rumah tusuk sate juga akan mengalami masalah kebisingan. Karena lebih banyak kendaraan yang melintas, kebisingan pun tak bisa dihindarkan. Lebih dari itu, tingkat polusi udara pun akan naik.
Dalam jangka panjang, mengekspos diri pada paparan polusi ini pasti dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Karena alasan-alasan inilah, rumah tusuk sate jarang diminati oleh masyarakat. Meskipun harga jualnya lebih murah di pasaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.