Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2022, 16:20 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

 

JAKARTA,KOMPAS.com - Panel surya merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik alternatif yang ramah lingkungan.

Jauh sebelum perayaan Hari Bumi pertama kali pada 22 April 1970, para ilmuwan telah menemukan bagaimana cara untuk memanfaatkan energi surya atau energi matahari.

Perjalanan untuk menemukan panel surya bermula dari fisikawan muda di Perancis, Edmond Becquerel pada tahun 1839 yang mengamati dan menemukan efek fotovoltaik.

Seperti dikutip dari Smithsonian Magazine, efek fotovoltaik merupakan proses yang menghasilkan tegangan atau arus listrik ketika terkena cahaya atau energi radiasi.

Baca juga: Punya Solar Panel, Terminal Eksekutif Merak dan Bakauheni Kini Hemat Listrik

Beberapa dekade kemudian, matematikawan Perancis Augustin Mouchot terinspirasi oleh karya Edmond dan mendaftarkan paten untuk mesin bertenaga surya pada tahun 1860-an.

Pada tahun 1883, seorang ilmuwan asal New York Charles Fritts menciptakan sel surya pertama dengan melapisi selenium dengan lapisan tipis emas.

Charles melaporkan bahwa modul selenium menghasilkan arus yang kontinu, konstan, dan dengan kekuatan yang cukup besar. Sel tesebut  mencapai tingkat konversi energi 1 hingga 2 persen.

Kebanyakan sel surya modern bekerja pada efisiensi 15 sampai 20 persen. Meskipun sel surya ini berdampak rendah, tapi penemuan itu menjadi awal dari inovasi panel surya fotovoltaik di Amerika Serikat. 

Hanya beberapa tahun kemudian pada tahun 1888, penemu Edward Weston menerima dua paten untuk sel surya. Setelah mendapatkan paten tersebut, Edward mengusulkan, untuk mengubah energi radiasi yang berasal dari matahari menjadi energi listrik.

Para pekerja memasang panel surya di atap bandara Van Nuys di Los Angeles (foto: ilustrasi). Sekitar 80 persen panel surya saat ini dibuat dari silikon.
AP via VOA INDONESIA Para pekerja memasang panel surya di atap bandara Van Nuys di Los Angeles (foto: ilustrasi). Sekitar 80 persen panel surya saat ini dibuat dari silikon.
Pada tahun yang sama, ilmuwan Rusia bernama Aleksandr Stoletov menciptakan sel surya pertama berdasarkan efek fotolistrik, yaitu ketika cahaya jatuh pada material dan elektron dilepaskan.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com