Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Romawi Kuno dalam Arsitektur Dunia

Kompas.com - 13/07/2021, 07:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Roma merupakan salah satu kota tertua di dunia yang meninggalkan dampak besar pada gaya arsitektur di seluruh dunia hingga saat ini.

Arsitektur Romawi kuno mengubah bentuk arsitektur sepanjang masa, memberikan manusia bangunan yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Termasuk struktur publik, jalan dan infrastruktur yang dapat digunakan oleh semua lapisan masyarakat.

Arsitektur Romawi mencapai puncak kejayaannya pada masa Pax Romana, periode di mana Kekaisaran Romawi tidak memperluas daerah kekuasaanya serta tidak diserang. Periode ini berlangsung lebih dari 200 tahun.

Baca juga: Mengintip Arsitektur Kota Livorno, Kampung Halaman Kapten Tim Azzurri

Jadi, semenjak tahun 27 SM hingga 180 M, Roma bertanggung jawab atas beberapa inovasi paling berpengaruh dalam arsitektur yang masih digunakan hingga hari ini.

Bahan dan teknik inovatif

Mungkin, inovasi terbesar yang dibawa arsitektur Romawi adalah penggunaan beton dalam bangunan.

Arsitek Romawi paham bahwa beton tidak hanya lebih kuat dari marmer yang biasa digunakan, namun juga dapat didekorasi dengan mudah.

Beton juga memungkikan sebuah gedung dapat memiliki berbagai bentuk dan bisa dipahat. Beton juga dapat diproduksi secara lokal, sehingga jauh lebih hemat biaya.

Bukan hanya bangunan indah dan desain megah yang membuat arsitektur Romawi begitu berpengaruh, namun konsep infrastrukturlah yang memungkinkan arsitektur ini terkenal.

Bangsa Romawi adalah yang pertama menciptakan sistem jalan raya yang luas dan rumit yang menghubungkan kota-kota dengan ibu kota.

Belum lagi, bangsa Romawi adalah orang yang pertama kali menciptakan jembatan dan saluran air. Banyak ide-ide cemerlang dari bangsa ini yang masih esksis dan digunakan hingga sekarang.

Pengaruh pada arsitektur modern

Karena memperluas wilayah kekuasannya, kekaisaran Romawi secara tidak langsung membuat banyak terpengaruh akan arsitektur dan infrastruktur mereka.

Bahkan berabad-abad setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, banyak monumen nasional ikonik yang dirancang untuk meniru bangunan-bangunan di Italia.

Kolom, kubah dan lengkungan merupakan bentuk-bentuk khas dari arsitektur Romawi dann telah banyak diaplikasikan ke bangunan penting di seluruh dunia.

Salah satu kota yang paling terpengaruh adalah Paris. Ketika Napoleon dinobatkan sebagai Kaisar pada tahun 1804, ia menugaskan beberapa seniman untuk menciptakan kembali Paris sebagai Roma baru.

Arc de Triomphe dan Place Vendome hanyalah dua contoh arsitek Prancis yang meminjam konsep Romawi.

Belakangan, banyak bangunan resmi yang dibangun di Amerika Serikat juga sangat dipengaruhi oleh arsitektur Romawi.

Yang paling jelas adalah Gedung Putih, yang menampilkan pengaruh Romawi di lengkungan dan kolom di bagian eksterior.

Lengkungan Romawi juga ditemukan dalam arsitektur modern, seperti interior Union Station di Washington D.C.

Meskipun awalnya dikembangkan oleh orang Yunani, lengkungan dimasukkan ke dalam arsitektur Romawi sejak awal.

Pengaruh dan dampak arsitektur Romawi terlihat di seluruh dunia, baik dalam desain untuk bangunan besar yang megah, atau dalam infrastruktur yang mendukung hampir setiap kota di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar 'Roadshow'

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar "Roadshow"

Hunian
Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Berita
Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Tips
Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

Berita
Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Tips
Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tahun 2024, Metland Bidik 'Marketing Sales' Rp 1,9 Triliun

Tahun 2024, Metland Bidik "Marketing Sales" Rp 1,9 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Berita
Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com