Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Nyoman Nuarta, Maestro yang Merancang Istana Negara Burung Garuda

Kompas.com - 31/03/2021, 07:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Nyoman Nuarta mendadak viral setelah mengikuti sayembara desain kantor kepresidenan atau istana negara di ibu kota negara (IKN) baru, Kecamatan Sepaku, Provinsi Kalimantan Timur.

Bukan tanpa sebab, Nyoman yang notabene dikenal sebagai pematung turut merancang desain istana negara di IKN baru dengan konsep burung garuda.

Baca juga: Dirjen Cipta Karya Benarkan Desain Istana Negara Burung Garuda Karya Nyoman Nuarta

"Terpilih disain ISTANA NEGARA, di IKN (IBUKOTA NEGARA) Kaltim,Karya saya, melalui sayembara yg diadakan oleh PUPR," tulis Nyoman dikutip Kompas.com dari unggahan video di akun Instagram pribadinya @nyoman_nuarta.

"Terimakasih semua kita sedang mempersiapkan prarencana 2 bln terimakasih doanya semoga lancar," lanjut Nyoman.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Nyoman Nuarta (@nyoman_nuarta)

Keikutsertaan Nyoman yang mengangkat konsep burung garuda ini menuai banyak komentar dari warganet, salah satunya akun @ridwanks.

"Hehehe mohon maaf pak. mungkin yg Garuda patung karya bapak.. jambulnya Garuda dikasih kelihatan lebih pak. Biar lebih gagah." tulis @ridwanks.

Nyoman merespons, pengerjaan mendesain burung garuda tersebut dilakukan hanya dalam kurun waktu tiga hari.

Sdebab, saat mengikuti sayembara, ada 12 desain yang harus diselesaikan dalam waktu 12 hari dan saat ini Nyoman sedang menyempurnakan desain burung garuda tersebut.

Lantas, seperti apa sosok Nyoman Nuarta?

Nyoman terlahir dengan nama I Nyoman Nuarta. Dia merupakan seniman patung atau pematung asal Tabanan, Bali, yang lahir pada 14 November 1951.

Desain istana negara di Ibu Kota Baru, Kalimantan Timur. rendering_indonesia Desain istana negara di Ibu Kota Baru, Kalimantan Timur.
Pria berusia 69 tahun itu telah menekuni dunia seni patung selama 45 tahun lamanya. 

Sejak masa kanak-kanak, Nyoman telah banyak terlibat dalam kegiatan kesenirupaan di desanya.

Saat itu, Nyoman kecil mendapatkan dukungan penuh dari guru menggambarnya, yaitu Sumbangsi Ketut Darma Susila.

Ketut dianggap sebagai orang pertama yang memberikan dia semangat dalam dunia kesenirupaan.

Bagi Nyoman, rintangan ataupun hambatan merupakan rangsangan timbulnya semangat untuk terus berkarya.

Baca juga: Polemik Istana Negara Ibu Kota Baru, Dirancang Pematung dan Potensi Pemborosan Dana

Menurut dia, berkarya adalah kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Hingga akhirnya, Nyoman meyakini betul bahwa mematung merupakan jalan hidupnya.

Pengalaman profesional Nyoman di bidang seni rupa dimulai sejak dia bestatus sebagai mahasiswa.

Pada tahun 1972, Nyoman memasuki dunia perkuliahan dan memilih jurusan Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Setelah dua tahun, dia memilih untuk melanjutkan studinya ke Jurusan Seni Patung.

Kala itu, Nyoman bersama pematung G Sidharta dan Martono bergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB) Indonesia pada tahun 1977.

Mereka bertiga juga mengikuti pameran kelompok di Bandung dan Jakarta.

Suasana pesta kembang api saat malam perayaan pergantian tahun di kawasan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Ungasan, Badung, Bali, Rabu (1/1/2020).ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Suasana pesta kembang api saat malam perayaan pergantian tahun di kawasan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Ungasan, Badung, Bali, Rabu (1/1/2020).
Catatan Harian Kompas edisi 14 September 1979 menyebutkan, Nyoman yang saat itu menjadi mahasiswa tingkat akhir di ITB pernah mengikuti lomba sayembara pembuatan patung dua proklamator RI, yakni Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Pada saat itu, sayembara desain patung tersebut diselenggarakan oleh Presiden kedua RI Soeharto.

Dari lima peserta, Nyoman bersama teman-temannya masuk jajaran tiga kelompok yang memenangi hadiah sebesar Rp 1,2 juta dari hasil sayembara tersebut.

Baca juga: Lima Asosiasi Kritik Istana Negara Burung Garuda, Tidak Mencerminkan Kemajuan Peradaban

Hingga kini, Nyoman telah menelurkan lebih dari 100 karya dan yang paling terkenal di antaranya Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya, dan Patung Timika di Papua Barat.

Kemudian, Patung Bendera di Lobby Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Patung Putri Melenlu di Kalimantan Timur, Monumen Arjuna Wijaya di Jakarta, dan masih banyak lagi.

Pada tahun 2000 silam, Nyoman mendirikan instalasi seni berupa taman patung yang dinamakan NuArt Sculpture Park, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

Intalasi seni tersebut dipenuhi karya berupa karya seni patung dari Nyoman.

Seiring berjalannya waktu, NuArt Sculpture Park semakin berkembang untuk mengajarkan nilai luhur budaya melalui kegiatan kesenian.

Kegiatan seni yang diselenggarakan di sana berupa pameran seni rupa, pentas seni pertunjukan, serta pergelaran musik.

Keikutsertaan Nyoman pada sayembara desain istana negara di IKN baru akan semakin menambah portofolio kariernya ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com