JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki rumah dilengkapi dengan kolam renang sepertinya menjadi impian bagi banyak orang.
Keberadaan kolam renang bahkan seperti sebuah keharusan yang mesti ada di dalam rumah yang berukuran besar.
Kolam renang dapat dijadikan sebagai tempat atau spot menarik untuk bersantai bersama keluarga dan teman-teman di dalam rumah.
Selain itu, kolam renang di dalam rumah juga dapat menjadi simbol kemewahan rumah, hingga bangunan rumah yang luas.
Lalu apakah, dengan keberadaan kolam renang maka secara otomatis akan menaikkan harga properti rumah ketika akan dijual, atau bagaimana risiko dalam pemeliharaan kolam renang di dalam rumah?
Baca juga: 4 Jenis Tanaman Ini Mempercantik Kolam Renang
Karenanya sebelum anda mengeluarkan sekop dan mulai menggali membuat kolam renang di rumah, maka ada baiknya mengetahui terlebih dahulu apa yang akan Anda hadapi.
Dilansir dari laman Realestate, Salah seorang desainer interior asal Australia Carlene Duffy mengatakan orang-orang di Australia banyak yang terobsesi memiliki rumah atau property yang dilengkapi dengan kolam renang yang besar.
Banyak dari mereka yang berfikir bahwa keberadaan kolam renang di dalam rumah dapat secara otomatis meningkatkan harga rumah ketika ingin dijual. Padahal, sayangnya itu tidak selalu terjadi.
Berdasarkan pengalamannya selama 10 tahun memiliki rumah yang dilengkapi dengan kolam renang yang besar, menurut Carlene ada 3 hal yang perlu diketahui sebelum membuat kolam renang di dalam rumah.
1. Lebih besar kolam renang tidak selalu lebih baik
Keberadaan kolam renang di dalam rumah memang dapat membuat senang sanak keluarga.
Bahkan anak-anak akan sangat nyaman dan gembira memiliki kolam dan bisa bermain wahana air di rumah.
Terlebih jika kolam renang berukuran cukup besar. Hal itu tentu saja dapat menjadi tempat hiburan dan liburan keluarga besar dan teman-teman ketika berkunjung ke rumah.
Namun, ternyata kolam renang yang besar tidak selalu lebih baik. Semakin besar kolam renang tentu saja semakin besar biaya dan waktu perawatannya.
Carlene menuturkan kolam renang di rumahnya sangat besar sehingga mampu menampung air sebanyak 150.000 liter.
"150.000 liter itu terlalu besar, untuk kolam renang di rumah kami," katanya.
Pasalnya, perawatan kolam renang yang besar akan memakan biaya yang besar bahkan mencapai ribuan dollar.
Beberapa masalah yang biasa dihadapi dan menjadi beban biaya diantaranya seperti pompa kolam yang tidak mencukupi klorinator rusak, pembersih kolam rusak, pasokan bahan kimia yang tidak ada habisnya, dan tagihan listrik yang besar dan kuat.
"Anda akan kesulitan untuk memasang genangan skala ini di iklim yang rentan terhadap lingkungan ini dan biaya listrik yang terus meningkat," jelas Carlene.
Karenanya, Carlene menyarankan agar jika ingin membuat kolam, maka buatlah kolam renang yang tidak terlalu besar dan tidak memakan biaya besar.
"Saran saya, silahkan buat kolam tetapi lakukan dalam skala yang tidak akan membebani sumber daya Anda," ujarnya.
2. Iklim dan tren menentukan biaya
Dave Franklin dari Franklin Pools Australia mengatakan biaya pemasangan kolam sangat bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lain. Bahkan diberbagai negara.
Namun, harga pembuatan kolam juga ditentukan oleh perbedaan iklim dan juga tren.
Di Queensland, misalnya kolam pebblecrete dengan luas 8x4m rata-rata dibangun dengan harga sekitar 25.000-30.000 dolar AS atau sekitar Rp 352 juta.
Sementara di Victoria, kolam ukuran yang sama dibangun dengan harga 55.000-70.000 dolar AS atau Rp 774 juta.
Perbedaannya adalah hampir semua kolam di Victoria dipasang dengan pemanas. Tetapi juga, tren dari kolam berubin penuh, menelan biaya tenaga kerja lebih tinggi daripada batu kerikil, yang kebanyakan dipilih oleh orang-orang Queensland.
3. Industri selalu berubah
Ini adalah salah satu nasihat terpenting yang dapat Anda ketahui tentang industri kolam saat ini. Industri pembuatan kolam renang selaku berubah.
Kolam renang klorin dan garam bahkan saat ini sudah mulai banyak ditinggalkan. Sementara banyak orang membuat kolam dengan mineral.
"Kami baru-baru ini mengubah kolam kami menjadi kolam sistem mineral dan itu adalah hal terbaik yang pernah kami lakukan," ujar Dave.
Singkatnya, itu berarti kita tidak lagi berenang di klorin yang banyak disebut membahayakan terutama untuk penderita asma dan eksim. Sehingga kolam tidak memerlukan perawatan apa pun lagi.
"Bahkan dalam satu dekade operasi, kolam kami tidak pernah sejernih ini," sambung Dave.
Kolam renang mineral dinilai jauh lebih aman, baik, dan jernih, dan dalat menghemat biaya tagihan listrik yang harus dikeluarkan.
"Bonusnya adalah tagihan listrik kami diharapkan turun 400 dollar AS atau Rp 5,6 juta sepanjang tahun," tuntas Dave.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.