Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimisme di Tanah Sumatera, 1.000 Km Jalan Tol Rampung Tahun Ini

Kompas.com - 21/02/2020, 07:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

PEKANBARU, KOMPAS.com - Optimisme menyeruak di Tanah Sumatera, saat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono Bakauheni meninjau proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Pekanbaru-Dumai.

"Insya Allah, Tol Pekanbaru-Dumai akan diresmikan Pak Presiden (Joko Widodo) sekitar April atau sebelum Lebaran. Jadi, saat mudik sudah operasional," ujar Basuki menjawab Kompas.com, Kamis (20/2/2020).

Dengan beroperasinya ruas sepanjang 131 kilometer tersebut, menambah panjang JTTS operasional menjadi sekitar 479,27 kilometer.

Baca juga: Basuki Pastikan Tol Pekanbaru-Dumai Siap Dilintasi Saat Mudik Lebaran

Panjang tol ini dihitung dari ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (140,7 kilometer), Pematang Panggang-Kayu Agung (189,2 kilometer), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi 7A dan 7B (9,3 kilometer), dan Medan-Binjai segmen Helvetia-Tanjung Mulia (9,07 kilometer).

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, sampai akhir tahun 2020 ini, JTTS operasional ditargetkan sepanjang 1.000 kilometer

Kontribusi berasal dari Kayu Agung-Palembang, Aceh-Sigli segmen Indrapuri-Blang Bintang, Pekanbaru-Padang segmen Padang-Sicincin, Tebingtinggi-Indrapura, dan Veteran-Tanjung Mulia.

Melihat progres fisik demikian, Danang yakin JTTS akan tuntas pada 2024 sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pasalnya, terdapat lima Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) baru yakni untuk ruas Pekanbaru-Rengat, Rengat-Jambi, Jambi-Betung, Tanjung Api-api, dan Batam yang akan diteken pada 2021.

Baca juga: Basuki Janjikan DOM untuk Dirut HKI Jika Penuhi Target Operasional Tol Permai

"Jika penandatanganan lima PPJT tersebut tuntas pada tahun tersebut, kami yakin JTTS rampung 2024," imbuh Danang.

Danang menghitung penyelesaian bisa dalam waktu tiga tahun dengan asumsi pengadaan lahan mulus, dan skema pembiayaan disetujui Menteri Keuangan yang diharapkan berjalan bersamaan.

Tiga skema

Terkait dana, Penyertaan Modal Negara (PMN) masih menjadi sumber pembiayaan utama. Hal ini menyusul sisa kebutuhan dana untuk membangun JTTS sepanjang 2.974 kilometer senilai Rp 281 triliun.

"Masih dari PMN. Kebutuhan sisa Rp 281 triliun, dari total 481 triliun," ungkap Direktur PT Hutama Karya (Perser0), Bintang Perbowo, yang ditugaskan Presiden Jokowi membangun JTTS.

Sementara sumber lainnya, menurut Danang, bisa berasal dari kombinasi antara penerimaan proyek tol dengan pengembangan properti dan kawasan (property development).

Dari dua sumber pendanaan ini, diharapkan dapat terkumpul ekuitas senilai Rp 50 triliun.

Selain itu, terdapat potensi sumber pendanaan lainnya yakni non-PMN melalui rekonsesi PPJT yang diharapkan dapat menyumbang Rp 130 triliun.

Kemudian ketiganya dapat di-leverage sekitar tiga hingga empat kali menjadi total Rp 300 triliun.

Danang menyebut, sudah ada calon investor dari Dubai yang tertarik bekerja sama dengan PT Hutama Karya (Persero) untuk mengembangkan properti di sekitar JTTS.

 

"Investor sudah percaya diri. Demikian halnya dengan lembaga sekuritas yang menaruh harapan besar terhadap Kabinet Indonesia Maju sekarang. Indonesia dianggap cukup stabil untuk masuk investasi. Tinggal proyeknya dikemas lebih baik lagi," tutur Danang.

Saksikan video Tol Pekanbaru-Dumai


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau