Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milenial Lebih Suka Rumah Berukuran Kecil

Kompas.com - 10/02/2020, 09:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengembang saat ini sedang berusaha keras menarik pasar milenial. Namun berbeda dengan generasi sebelumnya, milenial memiliki preferensi berbeda dalam memilih hunian.

Wakil Ketua Umum 1 DPP Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Nurul Yaqin mengungkapkan, milenial lebih menyukai rumah dengan ukuran yang lebih kecil.

"Mereka lebih ke micro housing, mereka tidak suka tanah yang luas, tetapi menyukai ruang yang luas. Pilih tanah misal 47 meter persegi dan bangunan 72 meter persegi. Bukan ukuran sebaliknya," ucap Nurul, di Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Sementara Direktur Realty PT PP Urban Budi Suanda menyebut, dari sisi harga, pengembang bisa kreatif menurunkannya dan memberikan penawaran berupa pembayaran yang lebih fleksibel. 

Baca juga: Siasat Jitu Gaet Konsumen Milenial Beli Rumah

Budi menuturkan dalam memilih hunian, milenial cenderung menginginkan rumah dengan harga terjangkau dan memiliki nilai. Hal inilah yang seharusnya ditangkap oleh para pengembang.

"Compact, high valuable product, desain sesuai dengan preferensi. Dari sisi harga, pengembang bisa kreatif untuk bisa menurunkan harga. Kemudian pembayarannya bisa fleksibel," kata Budi.

Dengan demikian developer perlu memformulasikan produk, desain, dan harganya agar sesuai dengan kantong milenial.

Sekretaris Jenderal DPP Real Estat Indonesia (REI) Arman Nukman pun memberikan contoh bagaimana pengembangan rumah yang sesuai untuk kalangan ini.

Misalnya di area premium seperti wilayah Jakarta Barat, ada pengembang yang menjual properti di atas lahan yang telah dipetak-petak dengan ukuran tertentu atau kaveling.

Luasan setiap kaveling sepanjang 5 meter dengan lebar 8 meter. Adapun bangunan yang ditawarkan berupa rumah dua lantai.

Lantai pertama digunakan untuk carport, ruang tamu sekaligus ruang keluarga. Kemudian lantai kedua, dimanfaatkan sebagai kamar tidur.

Dengan cara ini, pengembang tersebut memasarkan huniannya dengan harga Rp 600 juta.

Menurut Amran, bila dibandingkan dengan apartemen seharga Rp 1 miliar, milenial akan lebih tertarik untuk memiliki dua unit hunian tersebut, meski secara ukuran lebih kecil.

Apalagi saat ini, kondisi pasar properti residensial di atas Rp 1 miliar sedang mengalami pelambatan.

"Sekarang yang jalan, rumah dengan harga di bawah Rp 500 juta," kata Amran.

Amran juga menyebut, developer perlu memanfaatkan keberadaan transportasi publik yang semakin memudahkan mobilitas milenial. Cara ini sangat mendukung milenial dalam beraktivitas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar 'Roadshow'

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar "Roadshow"

Hunian
Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Berita
Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Tips
Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

Berita
Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Tips
Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tahun 2024, Metland Bidik 'Marketing Sales' Rp 1,9 Triliun

Tahun 2024, Metland Bidik "Marketing Sales" Rp 1,9 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Berita
Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com