KOMPAS.com - Sukses menyelesaikan rumah sakit pertama khusus corona, Huoshenshan, di Wuhan, Provinsi Hubei, hanya dalamw aktu efektif 8 hari kerja, China tengah menyelesaikan rumah sakit kedua.
Rumah sakit ini bernama Leishenshan yang ditargetkan tuntas pada Rabu (5/2/2020) dan mulai dioperasikan pada Kamis (6/2/2020).
Untuk mengejar target tersebut, China mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki, tak hanya teknologi konstruksi canggih, material prefabrikasi, juga ribuan staf manajerial konstruksi dan tukang bangunan terlatih.
Baca juga: Sekali Lagi, Ini Rahasia China Bangun Rumah Sakit Corona Secepat Kilat
Selain dari Wuhan, para tenaga kerja konstruksi ini datang dari berbagai pelosok negeri.
Mereka bekerja bahu membahu selama 24 jam siang malam tanpa henti dalam beberapa shift kerja, guna mengejar target operasional.
Media pemerintah China, Xinhua, melaporkan, para pekerja ini merelakan waktu libur Imlek untuk membantu membangun rumah sakit Leishenshan.
Tak ada kata lelah dalam kamus mereka, semua pekerjaan dilakukan dengan profesional dan tanggung jawab penuh.
Betapa tidak, Pemerintah China memasok seluruh kebutuhan para pekerja konstruksi. Mulai dari makanan enak dan bergizi, pakaian, tempat tidur (istirahat), hingga upah yang sangat memadai.
Para tukang bangunan ini mendapat upah sebesar 150 dollar AS. Jika dikonversikan ke mata uang kita, per tenaga konstruksi akan mendapatkan upah Rp 2,052 juta per hari.
Leishenshan dirancang seluas 30.000 meter persegi dengan kapasitas 1.500 tempat tidur. Pembangunannya dimulai pada hari Minggu 26 Januari, atau sehari setelah grounbreaking rumah sakit pertama Huoshenshan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.