Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Kembangkan Teknik Konstruksi CSRE

Kompas.com - 05/02/2020, 14:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seiring perkembangan teknologi konstruksi, ada teknik baru yang bisa digunakan untuk merenovasi bangunan kuno agar tampak baru.

Namun dengan menggunakan teknik baru ini bukan berarti meninggalkan esensi alami yang terpancar pada bangunan kuno tersebut.

Jenis konstruksi tersebut dibutuhkan untuk menata kembali keberlanjutan sistem kuno dari sudut pandang material yaitu teknik cement-stabilized rammed earth (CSRE).

Teknik ini menabrak pakem sistem tradisional sehingga menjadi lebih kuat dengan menstabilkan tanah menggunakan semen.

Baca juga: CSRE, Teknik Baru Konstruksi dari Pengembangan Bangunan Kuno

Untuk melaksanakan teknik CSRE, hal yang dibutuhkan adalah tanah, air, dan zat penstabil alami terdiri dari air seni hewan, darah hewan, serat tanaman, atau bitumen.

Universitas Arsitektur dan Teknologi Xi'an di China telah mengeksplorasi penggunaan teknik CSRE untuk membantu masyarakat pedesaan membangun rumah baru.

Sementara itu, Departemen Perumahan Australia Barat telah menyelidiki penggunaan CSRE di komunitas adat terpencil.

Pertumbuhan populasi dan penggundulan hutan yang cepat telah membuat orang sulit  membangun rumah menggunakan unsur kayu.

Adanya teknik tersebut dirasa menjadi alternatif baru untuk menghentikan impor besi bergelombang yang telah terbukti mahal dan tidak berkelanjutan.

Namun, bahan dan teknik konstruksi keberlanjutan sistem kuno seperti CSRE tidak hanya dihargai karena keberlanjutannya yang bisa dipakai seterusnya.

Metode pembangunan lainnya seperti Dougong China mungkin sudah berusia ribuan tahun, tetapi terus diperbarui hingga sekarang.

Meskipun banyak dari teknik ini bergantung pada penggunaan skala kecil dari bahan-bahan lokal, ada kemungkinan bahwa metode konstruksi ini berlaku untuk struktur skala besar juga.

Sebagai penemuan kembali teknik-teknik lama, perubahan-perubahan ini tidak harus jadi mundur ke belakang, tetapi mengindikasikan masa depan yang sadar akan pentingnya lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com