JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda meyakini pasar properti di Koridor Timur Jakarta memiliki potensi besar.
Dia menyebutkan, salah satu kawasan di Koridor Timur Jakarta, yakni Kabupaten Bekasi, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.
Selain itu, wilayah ini juga dikelilingi beberapa proyek infrastruktur, baik yang sudah berjalan maupun masih dalam tahap konstruksi. Demikian halnya dengan populasi, harga jual tanah, hingga permintaan juga meningkat.
Tetapi, meski potensi di Koridor Timur Jakarta cukup besar, namun sejumlah permasalahan masih menghantui.
Di antaranya polusi, alih fungsi lahan, gambaran kawasan yang gersang, hingga masalah tempat pembuangan sampah.
Baca juga: Mengupas Potensi Koridor Timur Jakarta
"Ada kelemahan, yaitu polusi, limbah timbal meksi enggak setinggi di Balaraja. Polusi di industri menengah. Image-nya gersang, banyak kawasan yang tidak hijau," kata Ali dalam acara Jakarta Eastern Corridor Market Highlight, Senin (13/1/2020).
Faktor-faktor inilah yang disebut dapat mengurangi potensi pengembangan hunian di wilayah timur.
Untuk itu, Ali menyarankan agar para developer juga menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) serta daerah resapan guna meminimalisasi polusi dan gambaran daerah yang gersang.
Saat ini pengembang di kawasan timur memang telah menangani polusi di perumahan yang mereka bangun. Tetapi skalanya masih cluster dan terbatas.
Lalu kelengkapan kota juga harus diperhatikan. Ali menuturkan, hunian di kawasan industri juga perlu dilengkapi dengan fasilitas penunjang bagi pekerja, milenial, karyawan sampai ekspatriat.
Bahkan dia berpendapat fasilitas penunjang lain seperti rumah sakit, sekolah, dan mal masih terbatas.
"Jadi bagaimana mereka mau tinggal di sana kalau fasilitas belum affordable. Transformasi kota di timur Jakarta harus lebih giat lagi," tutur Ali.
Pembangunan kawasan perumahan di area industri juga harus direncanakan dengan baik.
Wilayah perumahan sebaiknya terpisah dengan area industri. Sebab, jika perencananannya kurang baik, akan terjadi kesemrawutan.
Selain itu, kondisi pasar saat ini masih dibayangi mismatch. Menurut Ali, pengembang saat ini harus menyediakan rumah dengan harga terjangkau.
"Kalau ada pengembang yang bisa menangkap ide ini, itu luar biasa," tuntas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.