Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Tol Cipali Tanggapi Basuki Terkait Solusi Macet Tol Japek

Kompas.com - 23/12/2019, 15:47 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berencana memperluas kapasitas Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dengan menambah dua lajur menjadi empat lajur pada masing-masing Jalur A (arah Cirebon) dan Jalur B (arah Jakarta).

Basuki mengatakan hal itu kepada Kompas.com, menanggapi kemacetan berjam-jam di Tol Layang Jakarta-Cikampek dan eksisting, selama puncak arus mudik Natal (2019) dan Tahun Baru (2020), Senin (23/12/2019).

"Ini akan kita tempuh, karena setelah beroperasinya Tol Layang Jakarta-Cikampek, kemacetan bergeser ke Karawang Barat sebagai titik pertemuan antara lalu lintas layang dan eksisting," kata Basuki.

Selepas Karawang, kendaraan akan beralih menuju Tol Cipali melalui gerbang tol (GT) Cikampek Utama dan Cikopo.

Baca juga: Atasi Macet Tol Jakarta-Cikampek, Pemerintah Bakal Perluas Tol Cipali

Di titik itulah akan dilakukan perluasan lajur jalan di tol sepanjang 116,5 kilometer milik PT Lintas Marga Sedaya (LMS) tersebut.

 

Pekerjaan penambahan kapasitas jalan tol tersebut akan dilakukan mulai tahun 2020.

Menanggapi hal ini, CEO Toll Road Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi secara komprehensif terlebih dahulu.

Termasuk peningkatan kapasitas jalan, apakah mendesak dan diperlukan atau tidak.

"Kami evaluasi kapasitas jalan berdasarkan trafik aktual (actual traffic), bukan pada catatan-catatan yang sudah lalu," tutur Krist Ade.

Simpang susun Subang di ruas tol Cikopo ? Palimanan (Cipali), terletak di wilayah Kertajati, Subang, Jawa BaratFurqon Abdi Simpang susun Subang di ruas tol Cikopo ? Palimanan (Cipali), terletak di wilayah Kertajati, Subang, Jawa Barat
Jadi, menurut Krist Ade, meningkatkan kapasitas jalan melalui penambahan dua lajur menjadi empat lajur pada masing-masing jalur A dan B Tol Cipali, belum terlalu mendesak.

Presiden Direktur PT LMS Firdaus Azis menambahkan, sekalipun diperlukan, pihaknya akan meningkatkan kapasitas jalan secara internal (ke dalam), atau di titik-titik rawan terjadinya kepadatan kendaraan, seperti jelang rest area-rest area.

Selain itu, perlu dicermati juga bahwa pola trafik mudik Nataru sangat berbeda secara diametral dengan mudik Lebaran.

Baca juga: Puncak Mudik Nataru Terlewati, Masih 119.000 Kendaraan Belum Tinggalkan Jakarta

Menurut Firdaus, pada pola trafik Lebaran, pengendara memiliki intensi untuk segera sampai ke tempat tujuan seefektif dan efisien mungkin.

Sementara pada pola trafik Nataru, pengendara justru memiliki intensi untuk menikmati perjalanan, karena tujuan akhirnya adalah berlibur.

Firdaus juga mengingatkan, bahwa sejak H-5 hingga H-2 atau tanggal 21-22 Desember 2019 sebagai puncak arus mudik Nataru, dari total volume kendaraan Tol Layang Jakarta-Cikampek 121.000 unit dan tol eksisting 145.000 unit ke arah timur, 58 persen di antaranya menuju Bandung.

Pemudik dari Jakarta keluar di KM 68 melintasi Tol Purbaleunyi melalui gerbang tol (GT) Kalihurip. Sementara mereka yang berlanjut ke arah timur, sebanyak 42 persen melalui GT Cikampek Utama.

Baca juga: Lalin Mudik Nataru di Tol Cipali Aman Terkendali

"Dari total 42 persen yang keluar melalui GT Cikampek Utama, 23 persennya keluar Cikampek menuju arah Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura). Sementara sisanya melintasi Tol Cipali," jelas Firdaus.

Jadi, lanjut dia, kendaraan yang melintasi Tol Cipali menuju arah timur hanya 21.000 unit. Demikian arah Jakarta yang tak jauh dari jumlah tersebut.

Pertimbangan lain mengapa LMS lebih memilih meningkatkan kapasitas jalan secara internal adalah volume capacity ration (VCR) Tol Cipali yang masih berada pada level 0,3 hingga 0,4.

"Melihat kondisi ini, kami merasa belum mendesak untuk dilakukan penambahan lajur menjadi masing-masing empat pada tiap jalur," tuntas Firdaus.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com