Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arvilla Delitriana Ungkap Sulitnya Buat "Long Span" LRT

Kompas.com - 28/11/2019, 16:53 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Arvilla Delitriana, sosok yang tengah popular dibicarakan publik ini mengungkapkan, bahwa tak mudah mendesain Jembatan Lengkung (Long Span) LRT Jabodebek.

Dina, sapaan akrabnya, mengaku mengalami kendala dalam proses pemasangan pondasi. Awalnya, dia belum paham dan terus mengkaji ulang dengan menggunakan metode-metode yang informasinya didapatkan dari kontraktor Jepang.

Termasuk dua flyover Kuningan yang memiliki dua pier  dengan tingkat kesulitan cukup tinggi. Kondisi ini membuat dimensi ide menjadi sangat terbatas, padahal untuk mengerjakan sebuah proyek, Dina membutuhkan keleluasaan dimensi.

Tak hanya itu, karena terdapat dua flyover aktif, proses pengecoran Jembatan Lengkung LRT bakal mengganggu aktivitas lalu lintas di bawahnya.

Baca juga: Sah, Long Span Jembatan LRT Jabodebek Bersertifikat

Karena itu, dia memerlukan alat yang tidak biasa, berteknologi tinggi, dan tentu saja, tak murah.

Alhasil, teknologi baru pun diterapkan dalam pembuatan Long Span LRT, tidak seperti teknologi biasa yang dibuat pada jembatan lain.

Teknologi baru tersebut memungkinkan pemasangan pier  berdiameter 8 meter. Dengan demikian, pier bagian tengah bisa dihilangkan.

Setelah pier tersebut dihilangkan, barulah tercipta konsep jembatan buatan Dina yaitu Jembatan Lengkung LRT berdiameter 148 meter dengan radius 115 meter.

Walau telah mengkaji berulang-ulang dan mendapatkan konsep yang tepat untuk Jembatan Lengkung LRT, nyatanya Systra menentang konsep jembatan buatan Dina.

Hal ini dikarenakan model desain jembatan lengkung LRT buatan Dina belum pernah ada sebelumnya karena memiliki bentang terpanjang serta radius jembatan yang sangat kecil.

Systra sendiri merupakan konsultan teknik asal Perancis yang bekerja untuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Akhirnya, karena tidak adanya peraturan yang berlaku LRT di Indonesia, Kementerian Perhubungan mengizinkan menggunakan konsep actual axial load.

Dengan begitu, desain tidak mengacu lagi pada peraturan heavy train yang actual axial load-nya berat tetapi mengacu kepada aturan dari vendor LRT.

Sebelumnya, Jembatan Lengkung LRT buatan Dina ini meraih dua rekor muri. Pertama, sebagai jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang dengan radius terkecil serta rekor pengujian axial static loading test pada pondasi bored pile dengan beban terbesar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau