KOMPAS.com - Pendiri sekaligus pemilik Ciputra Group, Ciputra atau Tjie Tjin Hoan meninggal dunia di Singapura pada Rabu (27/11/2019) pada usia 88 tahun. Pengusaha properti itu mengembuskan napas terakhir pada pukul 01.05 waktu Singapura.
Ciputra dikenal piawai dalam menyulap daerah-daerah yang sebelumnya tak tersentuh menjadi kawasan rekreasi, pusat perdagangan, dan perumahan.
Contohnya pengembangan kawasan Ancol pada dekade 1960-an. Saat itu, Ciputra bermitra dengan Pemerintah DKI Jakarta melalui PT Pembangunan Jaya dalam mengubah Ancol menjadi kawasan wisata terpadu.
"Banyak tantangan dari aktivis lingkungan, dari masyarakat sekitar terutama nelayan. Dan yang paling keras menentang tentu dari media," kenang Ciputra saat berbincang dengan Kompas.com tahun 2016 silam.
Dalam membangun kawasan Ancol, Ciputra tak melakukannya secara asal-asalan. Ciputra yang kala itu menjabat sebagai direktur mengatakan proyek ini menghabiskan biaya antara Rp 2 miliar hingga Rp 4 miliar.
Baca juga: Ciputra, Moral Bisnis, dan Sejumlah Mahakarya
Bahkan persiapan hingga studi kelayakan dilakukan dalam urun waktu lima tahun. Selama itu, tim Ciputra dan PT Pembangunan Jaya melakukan studi banding ke Perancis dan Belanda.
Ciputra meyebut, meski kontraktor reklamasi Ancol terkenal, namun jika proyek tersebut tidak diawasi maka akan kacau.
Untuk itulah, Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol kemudian menunjuk supervisor Witteveen+Bos untuk melakukan pengawasan langsung.
Ciputra berpendapat, pembangunan pulau rekayasa sejatinya berdampak positif serta memberikan manfaat dari segi ekonimi.
Namun, ia menggarisbawahi, manfaat tersebut akan dirasakan sejauh pelaksanaan prosedural, ketaatan izin serta kajian mendalam dilakukan dengan benar.
Selain itu, dia menilai, reklamasi adalah jawaban atas masalah kelangkaan lahan dengan harga yang tidak masuk akal.
Saat akan mereklamasi Ancol, Ciputra tidak memikirkan kemungkinan akan merugi. Menurutnya, dalam menjalankan bisnis ia harus mebaca situasi yang akan datang.
"Misalnya saya lihat rawa, intuisi saya, manusia butuh rekreasi. Rawa itu akan bermanfaat. Saya sudah ke luar negeri melihat Disneyland. Inilah membaca masa depan. Disneyland itu gabungan inovasi, budaya, seni, dan komersial," ucap Ciputra seperti dikutip dari Harian Kompas, 24 November 1985.
Selain Ancol, proyek reklamasi lain yang ditangani adalah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Ciputra menggandeng PT Yasmin Bumi Asri membentuk KSO Ciputra Yasmin untuk merealisasikan megaproyek CitraLand Losari senilai Rp 3,5 triliun.
CitraLand City Losari sendiri merupakan bagian dari pengembangan Center Point of Indonesia (CPI) dengan dimensi total 157, 23 hektar. Untuk membangun lahan reklamasi, Ciputra-Yasmin menggandeng Boskalis International.