Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Djoko Setijowarno
Akademisi

Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata

Tantangan Membangun Transportasi di Ibu Kota Negara Baru

Kompas.com - 15/11/2019, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saat ini, Pelabuhan Penyeberangan Karingau (Kota Balikpapan) dan Pelabuhan Penyeberangan Penajam (Kabupaten PPU) dilayani kapal Ferry dengan waktu tempuh 45 menit mengangkut barang, kendaraan, dan orang.

Jalur ini sangat potensial, tidak hanya bagi kedua daerah itu, namun juga bagian dari layanan angkutan darat Trans Kalimantan. Rute Bis AKAP Banjamasin-Balikpapan-Samarinda melewati jalur ini, sebelum nantinya Jembatan Pulau Balang dapat digunakan.

Di samping itu, masyarakat di kedua wilayah ini masih banyak menggunakan speedboat, dan perahu klotok (Kampung Baru di Balikpapan ke Dermaga di Penajam) lebih cepat daripada menggunakan kapal Ferry.

Namun membahayakan keselamatan pelayaran, tidak dilengkapi life jacket, dan instrumen navigasi. Keberadaannya perlu diatur lagi dengan cara adat setempat, supaya tidak terjadi gejolak sosial. Alangkah lebih bijak melibatkan mereka dalam pembangunan IKN baru.

Dengan demikian, rencana pembangunan Tol Teluk Balikpapan sepanjang 7,9 kilometer yang menghubungkan Kabupaten PPU dengan Kota Balikpapan hingga Bandara Sultan Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan sudah kurang relevan lagi.

Mengingat akan terjadi perubahan perjalanan orang dan barang dari Kalimantan Selatan melewati Kabupaten PPU menuju IKN baru kemudian berlanjut ke Kota Balikpapan.

Selain itu, harus memenuhi batas ketinggian jembatan supaya aktivitas kapal ke Teluk Balikpapan tidak terganggu.

Hal yang berkaitan dengan sea transportation connectivity dapat berupa Pelabuhan Semayang sebagai pelabuhan utama penumpang, Pantai Lango potensial sebagai
logistic centre, dan Pelabuhan KKT sebagai pelabuhan utama barang (direct call).

Kemudian, Pelabuhan Penyeberangan Kariangau khusus penumpang, Dermaga Penyeberangan Pulau Balang, Dermaga Penyeberangan ITCI, Dermaga Penyeberangan Mentawir, short sea shipping Semayang-Kariangau-Pulau Balang-Mentawir, perlu penetapan jalur Traffic
Separation Scheme (TSS).

Diperlukan juga dermaga logistik untuk bongkar muat material mendukung Pembangunan IKN baru. Dermaga tersebut dilengkapi Kawasan Terminal untuk warehouses, dan pabrikasi untuk mendukung pembangunan IKN baru.

Transportasi material logistik menggunakan jalur air (Teluk Balikpapan), selain lebih dekat juga tidak mengganggu lalu lintas kendaraan dalam Kota Balikpapan. Sudah ada layanan transportasi umum Balikpapan-Simoi (Kecamatan Sepaku), Samarinda-Handil dan Balikpapan-Handil.

Berikutnya, layanan ini dapat ditingkatkan dengan menyediakan Terminal Tipe A di IKN baru, bus sistem transit (BST) dan bus shuttle Balikpapan-IKN baru. Selanjutnya layanan yang sama ke Samarinda, Kabupaten PPU, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Kutai Barat.

Nantinya akses IKN baru dan Balikpapan selain sudah ada jalan raya, juga harus terhubung jaringan jalan tol dan jalan rel (60 kilometer). Waktu perjalanan diupayakan maksimum 30 menit dari bandara dengan express line/express ways, dan express train.

Menata transportasi tidak hanya pada kota inti, wilayah pendukungnya juga turut ditata. Aksesibilitas dari wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, dan Kota Balikpapan harus dapat terhubung dengan IKN baru.

Transportasi Kota Balikpapan harus lebih dulu dan segera ditata, karena kesibukannya pasti akan bertambah. Demikian halnya dengan daerah lainnya turut ditata agar tidak tertinggal dengan kemajuan transportasi di IKN baru. Aksesibilitas transportasi ke Kabupaten Mahakam Ulu jangan diabaikan.

Rencananya, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda akan dilanjutkan hingga Bontang dan Sangatta (Kabupaten Kutai Timur). Peningkatan bekas Pelabuhan Ferry Somber dapat digunakan untuk pelabuhan barang.

Wisata di Teluk Balikpapan dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan pulau-pulau kecil dan sejumlah dermaga untuk menarik pelancong ke IKN baru melalui jalur perairan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com