Kehadiran kawasan mixed use di area non-CBD ini mendorong pertumbuhan akses transportasi.
3. Membuka Lapangan Kerja Baru
Di luar kalangan profesional yang bekerja di gedung-gedung perkantoran dalam kawasan mixed-use, kehadirannya juga memutar roda ekonomi menjadi lebih kencang.
Kebutuhan untuk karyawan, keamanan, dan staf di berbagai gedung, pusat perbelanjaan, sekolah, supermarket, dan bagian-bagian lain dari kawasan mixed-use membuat warga sekitar memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.
Tak hanya itu, peluang besar juga bisa dirasakan oleh penyedia jasa desain interior rumah minimalis untuk mendesain hunian-hunian yang ada di kawasan ini.
Belum lagi dengan adanya perkantoran, tempat tinggal, dan pusat perbelanjaan, akan muncul bisnis-bisnis yang berusaha memenuhi kebutuhan warga yang tinggal atau bekerja di kawasan mixed-use.
Mulai dari warung makan, tempat jasa fotokopi, minimarket, restoran, kafe, dan bisnis-bisnis pendukung lainnya.
4. Menimbulkan kemacetan
Walaupun dianggap menjadi solusi sebagai realisasi dari konsep one-stop living, kehadiran kawasan mixed-use bukan tidak membawa masalah-masalah lain.
Masalah yang paling umum adalah kepadatan lalu lintas di sekitar kawasan mixed-use. Hal ini tecermin dari jumlah kendaraan dari dan menuju kawasan mixed use akan melonjak dan menyebabkan macet.
Bagaimana pun juga, keputusan untuk tinggal di kawasan mixed-use kembali lagi pada kebutuhan dari Anda dan keluarga.
Bila Anda menginginkan akses yang mudah dengan tidak harus meninggalkan satu kawasan untuk bisa memenuhi berbagai kebutuhan dan berekreasi, mixed-use adalah kawasan tempat tinggal yang tepat untuk Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.