Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Ada Gangguan Keamanan, Trase Trans-Papua Tak Direlokasi

Kompas.com - 30/10/2019, 11:20 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Gangguan keamanan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir di Papua, berdampak pada perlambatan penyelesaian Jalan Trans-Papua dan membengkaknya biaya-biaya yang harus dikeluarkan selama masa pembangunan.

Yang terbaru adalah dua anggota rombongan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Papua Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) luka berat terkena panah di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, Jumat (25/10/2019). Mereka ditembak orang tak dikenal (OTK).

Kendati demikian, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Papua Osman H Marbun memastikan, tidak akan ada relokasi atau perubahan trase Jalan Trans-Papua.

Karena untuk relokasi trase, sama halnya dengan mengubah grand design jalan, jembatan, analisisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), anggaran, dan lain sebagainya, yang justru akan lebih mahal.

Osman tak menampik, ada cost yang bertambah karena perpanjangan waktu pelaksanaan pembangunan, juga kerugian non-material lainnya, jika trase Jalan Trans-Papua tidak direlokasi.

Baca juga: Tinggal 31,96 Kilometer Lagi, Seluruh Trans-Papua Tersambung

"Kerugiannya, paling tidak dari sisi waktu molor. Cara menghitungnya tidak seperti menghitung road user cost. Kita harus memasukkan komponen bertambahnya waktu, kerugian material dan non material," jelas Osman menjawab Kompas.com, Senin (28/10/2019).

Osman merinci, kerugian-kerugian itu seperti uang duka korban meninggal dunia, biaya perawatan selama di rumah sakit, klaim Jamsostek, biaya pemakaman, dan lain-lain yang harus dihitung juga.

Trans PapuaDjoko Setijowarno Trans Papua
Dia mencontohkan, ongkos trase Wamena-Nduga yang membengkak lebih dari setengah triliun dari rencana Rp 420 miliar, akibat gangguan keamanan.

Oleh karena itulah, dia mengharapkan TNI sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap situasi keamanan, memberikan pernyataan bahwa situasi keamanan kondusif untuk pelaksana pembangunan Jalan Trans-Papua dapat bekerja kembali.

"Kami telah berkoordinasi dengan pihak TNI, karena keamanan memang ranah mereka. Kami (kementerian PUPR) meneruskan program konektivitas Trans-Papua ini. Kami membutuhkan pernyataan aman, tidak harus tertulis, verbal juga bisa," imbuh Osman.

Selesai 2020

Mempertimbangkan situasi keamanan seperti ini, BBPJN XVIII pun menyatakan bahwa target pembangunan Jalan Trans-Papua yang seharusnya dapat tersambung seluruhnya pada akhir tahun 2019, mundur menjadi tahun 2020.

Dari total 31,96 kilometer sisa pekerjaan Jalan Tran-Papua, 18 kilometer di antaranya berada di trase Dekai-Kenyam, yang merupakan lokasi rawan keamanan dan terjadinya penembakan dua anggota BBPJN Jumat (25/10/2019) lalu.

Baca juga: 743 Kilometer Trans-Papua Barat Sudah Beraspal

Di trase ini, dan juga Sina-Ilaga sepanjang 3 kilometer, pekerjaan konstruksi dihentikan sementara hingga jaminan keamanan turun dari pihak TNI.

"Sementara sisa 12 kilometer lainnya tersebar di beberapa trase. Panjang jalan inilah yang kemungkinan bisa kami selesaikan sampai akhir tahun 2019. Jadi, 18 kilometer lainnya selesai 2020," ucap Osman.

Untuk merealisasikan target akhir tahun 2019, BBPJN XVIII menggandeng TNI dan melibatkan warga masyarakat sekitar sebagai langkah strategis mempercepat pembangunan.

Jalan Trans-Papua mencakup delapan segmen. Segmen I meliputi Kwatisore-Nabire sepanjang 208,10 kilometer, Segmen II terbentang sepanjang 275,50 kilometer meliputi Nabire-Wagete-Enarotali.

Jalan Trans PapuaDjoko Setijowarno Jalan Trans Papua
Kemudian Segmen III dari Enarotali-Ilaga-Mulia-Wamena sepanjang 469,48 kilometer, Segmen IV Wamena-Eleum-Jayapura sepanjang 447,22 kilometer, dan Segmen V Wamena-Habema-Kenyam-Mumugi 271,60 kilometer.

Selanjutnya Segmen VI Kenyam-Dekai 217,90 kilometer, Segmen VII sepanjang 231,60 kilometer dari Dekai menuju Oksibil, dan Segmen VIII Wagete-Timika sepanjang 224 kilometer.

Adapun penanganan Jalan Trans-Papua selama empat tahun mulai dari 2016 hingga akhir 2019, dari total panjang 2.345,40 kilometer, yang sudah tembus dan terbuka sepanjang 2.339,90 kilometer atau 63,46 kilometer.

Dari total jalan tembus tersebut, 874,45 kilometer di antaranya dalam kondisi sudah teraspal dan fungsional yakni Segmen II Nabire-Wagete-Enarotali 275,5 kilometer, dan Segmen IV Jayapura-Elelim-Wamena 447 kilometer.

Sementara sepanjang 1.465,46 kilometer masih dalam kondisi tanah, dan agregat.

Sedangkan sisa hutan yang belum dibuka alias belum tembus untuk kebutuhan jalan ini sepanjang 5,50 kilometer ada di Segmen III yakni Enarotali-Ilaga-Mulia-Wamena.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com