JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana membangun dua instalasi pengolah air limbah (IPAL) untuk dua zona di Jakarta.
IPAL senilai Rp 14,47 triliun ini akan dibangun dengan menggunakan anggaran APBN melalui bantuan Pemerintah Jepang, dan APBD DKI Jakarta.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, pembangunan ini merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam membantu Pemprov DKI membangun instalasi pengolahan air limbah domestik dan jaringan perpipaan yang disebut dengan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP).
Baca juga: Mei 2019, Perjanjian Pinjaman Jakarta Sewerage System Diteken
Selain untuk meningkatkan akses sanitasi di DKI Jakarta, pembangunan kedua IPAL ini juga bertujuan untuk melindungi kualitas air dari pencemaran limbah domestik seperti mandi, cuci, kakus dan aktivitas rumah tangga lainnya.
Menurut Basuki, masalah sanitasi bukan semata tentang ketersediaan infrastruktur, namun juga sangat bergantung pada pola perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.
"Persepsi masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan masih belum menjadi kebutuhan. Praktik buang air besar sembarangan (BABS) juga masih terjadi di beberapa tempat," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (10/10/2019).
Untuk konstruksi IPAL Zona 1 yang rencananya akan dibangun di kawasan Pluit, nilai investasinya mencapai Rp 9,87 triliun termasuk jaringan perpipaan dengan sistem interseptor.
Adapun dari total kebutuhan dana, nantinya Rp 7,7 triliun berasal Kementerian PUPR dan Rp 2,17 triliun dari APBD DKI.
IPAL zona 1 akan dibangun di atas lahan seluas 3,9 hektar dengan kapasitas sebesar 240.000 meter kubik per hari untuk melayani 220.000 Sambungan Rumah (SR) atau 989.389 jiwa.
Cakupan layanannya meliputi 41 kelurahan yang tersebar di delaapan Kecamatan yakni Kecamatan Menteng, Tanah Abang, Gambir, Sawah Besar, Taman Sari, Tambora, Pademangan, dan Penjaringan.
Saat ini telah diselesaikan Detail Engineering Desain (DED).
Untuk zona 6 akan dibangun IPAL di kawasan Duri Kosambi dengan kapasitas 282.500 meter kubik per hari menggunakan teknologi pengolahan A2O yang dikombinasikan dengan Integrated Fixbed Film Acivated Sludge (IFAS).
Target penerima manfaat sebanyak 180.800 jiwa di dua Kecamatan di Jakarta Pusat, yakni Gambir dan Tanah Abang, serta delapan kecamatan di Jakarta Barat yakni Cengkareng, Grogol, Petamburan, Kebon Jeruk, Kalideres, Palmerah, Kembangan, Tambora, dan Kebayoran Lama di Jakarta Selatan dan Kecamatan Penjaringan di Jakarta Utara.
Kebutuhan biaya Pembangunan IPAL zona 6 diperkirakan sebesar Rp 4,6 triliun berasal dari Kementerian PUPR, bantuan luar negeri (BLN) sebesar Rp 3,75 triliun dan Rp 0,85 triliun dari APBD DKI Jakarta.
Sebelumnya telah dilakukan penandatanganan kesepakatan nota kesepahaman antara Jepang melalui JICA dengan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan pada tanggal 11 Juli 2019.
Pembangunan IPAL zona 6 terdiri atas 4 fase dan saat ini akan difokuskan pada fase pertama dengan total 4 paket pekerjaan, yakni Paket 1 IPAL (termasuk Stasiun Pompa dan ICB), Paket 2 (Trunk Sewer, Paket 3 (Pipa Servis, Pipa Lateral, dan Pipa Persil dalam model area) serta Paket 4 (Pipa Servis, Pipa Lateral, dan Pipa Persil luar model area). Basic and Detailed Design mulai dilaksanakan pada Agustus 2020 dan diikuti dengan pekerjaan konstruksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.