Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Retak Akibat Gempa, Jembatan Merah Putih Sudah Bisa Dilalui

Kompas.com - 08/10/2019, 20:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan Merah Putih di Kota Ambon yang retak akibat gempa bermagnitudo 6,5 pada 26 September 2019, sudah dapat dilalui. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, keretakan terjadi pada sambungan Asphaltic Plug Expantion Joint (siar muai).

Selain itu terjadi juga pergeseran bearing pad di beberapa titik jembatan. 

Perbaikan telah dilakukan dengan memasang ganjal pada bearing pad serta perbaikan siar muai. 

"Saat ini ruas jembatan sudah dinyatakan aman dan bisa dilewati," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (7/10/2019).

Baca juga: Jembatan Merah Putih Ambon Beroperasi Februari

Selain jembatan, rumah penduduk pun ikut rusak. Dari hasil identifikasi sementara yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, jumlahnya sebanyak 6.148 unit. 

Kemudian 27 gedung pemerintahan/negara, termasuk gedung Balai Wilayah Sungai (BWS), Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN), Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kementerian PUPR dilaporkan rusak.

"Dari hasil assesment tim Puskim diantaranya 12 unit rusak ringan, dua unit rusak sedang, sedangkan 13 unit lainnya masih dalam proses penilaian," kata Basuki. 

Adapun fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) yang mengalami kerusakan yakni empat unit fasilitas ibadah rusak ringan, tiga unit fasilitas pendidikan rusak berat yakni Gedung Auditorium IAIN, Perpustakaan IAIN, dan Laboratorium IAIN. 

Sementara Gedung Sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK dilaporkan empat unit rusak berat dan sisanya masih dalam proses penilaian.

Untuk gedung fasilitas kesehatan yang dilaporkan rusak ringan yakni RS Khusus Daerah Pemerintah Provinsi Maluku dan RSUD Dr M Haelussy masih dalam proses penilaian. 

Beberapa unit gedung bangunan fasos fasum lainnya seperti terminal dan pasar juga masih dalam proses penilaian.

Basuki menyatakan, selama masa tanggap darurat, pemerintah terus berupaya memenuhi ketersediaan sarana dan prasaran air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari.

"Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kami juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian," tambah Basuki.

Adapun bantuan yang telah disalurkan melalui BPPW Maluku Ditjen Cipta Karya berupa fasilitas sarana dan prasarana (sarpras) seperti pemasangan tenda hunian darurat di Pos Pengungsian Desa Tulehu dan RSUD Dr M Haelussy. 

Untuk air bersih dan sanitasi yang telah dimobilisasi di lapangan yakni tujuh unit mobil tangkir air (MTA), 13 unit hidran umum, satu unit WC portable, dua unit mobil toilet kabin dan masing-masing satu unit dumptruck, truk tinja dan truk engkel.

 Sedangkan untuk penanganan infrastruktur jalan dan jembatan, Kementerian PUPR telah melakukan pembersihan longsor dan pemasangan rambu-rambu pada lokasi longsor ruas Tour the Ambon.

Pembersihan juga dilakukan pada gorong-gorong dan penutupan badan jalan dengan aspal di Desa Tulehu sehingga dapat dilewati kembali. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com