JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di Jalan Tol Purbaleunyi ruas Cipularang KM 92 arah Jakarta, Selasa (10/9/2019) siang, pukul 14.30 WIB.
Menurut GM PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi Dwi Winarsa, kecelakaan ini dipicu oleh dua kontainer. Salah satu kontainer mengalami rem blong dan menabrak kontainer lainnya.
"Kecelakaan ini juga melibatkan 3 kendaraan kecil golongan I. Tal ada korban jiwa meninggal dunia, namun korban luka dua orang," kata Dwi dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Fakta Jalan Tol Purbaleunyi, Lokasi Tabrakan Beruntun Hari Ini
Lajur jalan Ruas Cipularang arah Jakarta yang sempat tertutup akibat kontainer melintang di lajur 1 dan lajur 2, sudah dapat dipinggirkan ke bahu jalan.
Dengan demikian, saat ini kedua lajur di lokasi kejadian dapat kembali dilewati oleh pengguna jalan.
Dalam catatan Kompas.com, kecelakaan ini merupakan kali kedua di ruas tol yang sama pada bulan September 2019, setelah yang pertama terjadi pada Senin (2/9/2019).
Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) terus menyelidiki penyebab kecelakaan yang terjadi di Ruas Cipularang KM 92 Cipularang, Purwakarta, tersebut.
Insiden ini juga dipicu oleh dua unit truk yang terguling hingga akhirnya terjadi tabrakan beruntun yang merenggut korban jiwa.
"Kita sudah periksa truknya, ternyata sistem remnya bekerja dengan baik tidak ada kebocoran. Kenapa remnya kok bisa blong? Itu kita lagi selidiki," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Jakarta, Jumat (6/9/2019).
Soerjanto menjelaskan, untuk dapat mengetahui rem truk tersebut blong atau tidak akan dilakukan uji mendalam dengan menggunakan metode energi.
KNKT akan menganalisis muatan serta kekuatan rem truk ketika melintasi Tol Purbaleunyi.
"Kita akan lihat pengaruh overload, yang diangkut itu 37 ton muatannya harusnya 12 ton. Overload-nya sekira 25 ton, saya yakin overload segitu banyak berpengaruh dengan kemampuan rem dari truk itu," tuturnya.
Menurut dia, muatan yang berlebihan pada truk berpengaruh pada kekutan rem ketika menahan beban dan ketika hendak berhenti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.