Selain mengandalkan dukungan subsidi dari induk usaha, Pollux Habibie International juga memiliki kas internal yang diklaim Maikel sangat kuat, serta ditopang oleh hasil penjualan unit-unit apartemen Meisterstadt Batam.
Tiga menara apartemen pertama telah terjual sebanyak 95 persen dan untuk Erlesen Tower terserap 80 persen dengan estimasi angka penjualan hingga akhir tahun mencapai Rp 1,3 triliun.
Empat menara ini merupakan bagian dari delapan menara apartemen Meisterstadt Batam dengan total 6.500 unit, yang dilengkapi satu hotel, satu rumah sakit internasional, mal, pertokoan, dan kampus.
"Satu lagi sumber pendanaan kami adalah pinjaman perbankan. Namun sumber ini belum akan kami gunakan, karena kas internal dan hasil penjualan masih mampu menutupi kebutuhan investasi," cetus Maikel.
Sanggupkan Pollux Habibie International mewujudkan ambisinya membangun gedung tertinggi di Sumatera, bahkan Indonesia dan bersaing dengan PT Grahamas Adisentosa yang membangun Signature Tower?
Mendirikan struktur di atas 250 meter bukanlah perkara gampang. Ada banyak hal yang harus dipenuhi, selain masalah pendanaan.
Termasuk di antaranya adalah koefisien lantai bangunan (KLB) sehingga berdampak pada perubahan desain dan proses perizinan.
Tak hanya proses izin yang dipersyaratkan oleh Pemerintah Kota Batam, melainkan juga Izin Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan KKOP dari Dinas Perhubungan.
Hal ini menyusul lokasi Meisterstadt Batam yang berdekatan dengan Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
Masalah KLB, revisi desain, serta arsitektur kota dan keamanan konstruksi bangunan inilah yang mengganjal pembangunan Signature Tower di Sudirman CBD Jakarta setinggi 638 meter dalam 111 lantai.
Padahal, Signature Tower dibangun oleh pengembang PT Grahamas Adisentosa yang notabene merupakan bagian dari Artha Graha Group sebagai pemilik konsesi pengembangan Sudirman CBD Jakarta.
Jadi, mudah dimafhumi, jika hanya segelintir pengembang yang mampu membangun pencakar langit dengan ketinggian lebih dari 250 meter atau yang sanggup mendirikan supertall.
Supertall sendiri merupakan kategori Council on Tall Building and Urban Habitat (CTBUH) untuk gedung yang menjulang lebih dari 300 meter.
Hanya delapan pengembang yang sukses mewujudkan ambisi membangun pencakar langit di Jakarta. Itu pun dengan ketinggian yang masih di bawah supertall.
Mereka adalah Gama Land dengan Gama Tower-nya yang hingga saat ini masih memegang rekor sebagai pencakar langit tertinggi di Indonesia dengan 285,5 meter.