Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

REI Imbau Pengembang Ikut Bangun Ibu Kota Baru

Kompas.com - 06/09/2019, 17:47 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata mengimbau para pengembang turut membantu pemerintah dalam mewujudkan pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Alih-alih melakukan pembelian lahan dengan spekulasi memperoleh selisih dari penjualan, ia menilai, jauh lebih baik bila pengembang ikut dalam proses pembangunan. 

"Kalau saya menyarankan pengembang untuk tidak melakukan spekulasi di sana. Karena kan planning-nya belum pasti. Lebih baik kita partisipasi dalam lokasi ibu kota," kata Soelaeman di Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Menurut dia, potensi pasar yang bisa digarap pengembang di lokasi ibu kota baru cukup besar. Apalagi, dengan rencana pemindahan ini, setidaknya ada sekitar 1,5 juta aparatur sipil negara (ASN) dan TNI/Polri yang akan turut pindah ke sana. 

Baca juga: Terkait Isu Pemindahan Ibu Kota, Ciputra Siapkan Area Komersial Baru

Dari aspek lahan, pengembang juga tentu akan lebih diuntungkan bila ikut berpartisipasi. Sebab, pemerintah tentu tidak akan memberikan harga tinggi untuk menarik investasi.

Di lain sisi, pemerintah juga memerlukan pesatnya pembangunan kawasan hunian di lokasi ibu kota baru. 

"Ada captive market yang diciptakan. Jadi sebaiknya kita partisipasi di dalam karena itu lebih pasti dan harga tanahnya lebih pasti," kata Soelaeman.

"Kalau (lahan) di dalam itu (ibu kota baru) pemerintah yang tentukan dan harganya tidak akan mahal. Kompetitiflah," imbuh dia.

Sementara itu, terkait lonjakan harga properti di sekitar lokasi ibu kota baru, seperti di Balikpapan dan Samarinda, menurut Soelaeman, hal itu sesuau yang wajar.

Meski demikian, sejauh ini kenaikan masih bersifat domestik atau hanya di sekitar kawasan semata, belum secara nasional. 

"Kalau Balikpapan lain lagi, itu pasarnya lain lagi. Jaraknya 100 kilometer. Tanpa IKN (ibu kota negara) pun mereka potensi naik terus," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau