JAKARTA, KOMPAS.com - Ketersediaan lahan di tengah kota menjadi salah satu tantangan terbesar dalam menghadirkan hunian terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Problematika ini, tak cuma dihadapi oleh Indonesia, melainkan hampir seluruh negara di dunia.
Namun, apa yang dilakukan Pemerintah Singapura, setidaknya dapat dicontoh negara lain. Negara ini memiliki Housing and Development Board (HDB) yang khusus mengurusi persoalan penyediaan hunian masyarakat.
Associate Principal Cities & Planning Lead Arup South East Asia, Tony Chan mengungkapkan, dalam merencanakan sebuah kawasan hunian, Singapura tidak pernah terlepas dari rencana pengembangan jaringan transportasi berbasis rel. Hal serupa juga dilakukan Hong Kong.
"Kalau anda melihat lahan di sekitar MRT, itu dimiliki HDB. Sedangkan rusunawa yang ada di sekitarnya, itu dibangun swasta melalui proses tender," kata Chan dalam sebuah diskusi di Kementerian PUPR, Rabu (14/8/2019).
Baca juga: Indonesia Perlu HDB Seperti Singapura
Secara konsep, ia menjelaskan, HDB membangun seluruh fasilitas publik yang dibutuhkan masyarkat dekat dengan stasiun MRT yang ada, seperti pusat perbelanjaan, restoran, rumah sakit, hingga sekolah.
Stasiun MRT itu sendiri tidak berdiri tunggal, melainkan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Dengan demikian, masyarakat yang tinggal cukup jauh dari stasiun, bisa memiliki alternatif moda transportasi.
Cara ini, sebut Chan, cukup efektif untuk menggairahkan sektor properti di Negeri Singa tersebut.
"Jadi stasiun MRT dirancang dengan mendekatkan pusat perekonomian. Dengan dirancang sedemikian rupa, tinggi sekali permintaan rumah di sekitar stasiun," tambah Chan.
Efektivitas HDB dalam bekerja, sambung Chan, tidak terlepas dari segudang aturan yang dirancang pemerintah sehingga lembaga tersebut dapat berperan maksimal.
Masyarakat pun tidak perlu khawatir kesulitan mendapatkan hunian yang terintegrasi moda transportasi, karena sebagian besar lahan hunian yang ada dikuasai HDB.
"Anda pun bisa tetap bisa mendapatkan subsidi, terutama konsumen yang membeli rumah pertama," ujarnya.
Chan menilai, keberhasilan Singapura dapat diadopsi di negara lain. Apalagi, menurut dia, saat ini ada sekitar 42.000 kilometer proyek transportasi berbasis rel yang akan dibangun di seluruh negara Asia. Termasuk di antaranya proyek LRT dan MRT di Indonesia.
"Di Indonesa saya tahu ada program sejuta rumah kita ingin agar rumah yang dibagun tidak terlalu jauh dan dapat mudah dengan dijangkau," tuntasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.