Sejauh ini, Kementerian PUPR telah beberapa kali menggunakan teknologi serupa dalam menggarap proyek infrastruktur.
Misalnya, pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur, proyek pembangunan Jalan Tol Cisumdawu, dan proyek pembangunan air limbah di beberapa kota besar di Indonesia seperti Denpasar, Yogyakarta dan Medan.
Beberapa kajian menyebutkan penggunaan teknologi trenchless dalam pekerjaan infrastruktur bawah tanah hingga kedalaman 1,5 meter hanya membutuhkan biaya sebesar 3,12 dolar AS per meter kubik.
Besaran biaya tersebut lebih murah dibanding metode open trench senilai 18,46 dolar AS per meter kubik.
Menurut Syarif, kehadiran teknologi baru ini juga bisa menjadi peluang bagi kontraktor. Untuk itu, semua pihak perlu berkolaborasi mengambil langkah melalui kerjasama antara Pemerintah dan stakeholders terkait.
"Perlu penyiapan kompetensi tenaga ahli dan terampil sesuai kebutuhan industri konstruksi saat ini dan pembinaan badan usaha jasa konstruksi melalui adopsi teknologi terkini dan perubahan status menjadi kontraktor spesialis," ujar Syarif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.