Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Rekomendasikan Teknologi Trenchless

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan teknologi terus didorong pemerintah dalam pembangunan infrastruktur.

Tujuannya adalah untuk efisiensi waktu dan tenaga, penggunaan teknologi juga bertujuan untuk efisiensi biaya selama masa konstruksi.

Selain itu, teknologi juga dapat memberikan kepastian atas dilakukannya pembangunan yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan.

"Kebijakan sektor konstruksi nasional tentunya harus mendorong penggunaan teknologi yang memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi saat ini. Sehingga pembangunan infrastruktur dapat berjalan lebih cepat, lebih mudah dan tentunya lebih baik," ucap Direktur Jenderal Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin saat membuka pameran Trenchless Asia 2019 di Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Salah satu teknologi konstruksi yang diharapkan mampu memberikan kontribusi percepatan pembangunan yaitu trenchless.

Teknologi ini memungkinkan terjadinya integrasi di antara teknologi digital jasa konstruksi dalam pemasangan infrastruktur bawah tanah tanpa harus mengganggu bangunan atau bentang alam yang ada di atasnya.

Keuntungan dari pemanfaatan teknologi ini antara lain lebih ramah lingkungan, meminimalisasi dampak sosial terhadap terhadap kondisi di sekitar lokasi proyek, dam mengurangi terjadinya kecelakaan kerja konstruksi.

Selain itu juga durasi pekerjaan proyek lebih singkat, sehingga biaya konstruksinya lebih murah dan menjamin pencapaian kualitas konstruksi.

"Memang saat ini persoalannya masyarakat melihat teknologi ini hanya untuk kontraktor besar karena biayanya mahal. Tetapi pada prinsipnya ini justru lebih murah," kata Syarif.

"Kita bicara investasi jangka panjang dan efektivitas, karena biaya tidak tertulis itu justru lebih besar, misalnya biaya sosial. Makanya kita dorong untuk kontraktor spesialis seperti trenchless lebih banyak," terangnya.

Sejauh ini, Kementerian PUPR telah beberapa kali menggunakan teknologi serupa dalam menggarap proyek infrastruktur.

Misalnya, pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur, proyek pembangunan Jalan Tol Cisumdawu, dan proyek pembangunan air limbah di beberapa kota besar di Indonesia seperti Denpasar, Yogyakarta dan Medan.

Beberapa kajian menyebutkan penggunaan teknologi trenchless dalam pekerjaan infrastruktur bawah tanah hingga kedalaman 1,5 meter hanya membutuhkan biaya sebesar 3,12 dolar AS per meter kubik.

Besaran biaya tersebut lebih murah dibanding metode open trench senilai 18,46 dolar AS per meter kubik.

Menurut Syarif, kehadiran teknologi baru ini juga bisa menjadi peluang bagi kontraktor. Untuk itu, semua pihak perlu berkolaborasi mengambil langkah melalui kerjasama antara Pemerintah dan stakeholders terkait.

"Perlu penyiapan kompetensi tenaga ahli dan terampil sesuai kebutuhan industri konstruksi saat ini dan pembinaan badan usaha jasa konstruksi melalui adopsi teknologi terkini dan perubahan status menjadi kontraktor spesialis," ujar Syarif.

https://properti.kompas.com/read/2019/07/17/224754721/pemerintah-rekomendasikan-teknologi-trenchless

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke