Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desainer Ini Buat Perabot Mewah dari Karet Bekas

Kompas.com - 20/06/2019, 12:26 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Barang-baran kelas atas biasanya dibuat dengan material premium. Namun bagaimana jika membuat furnitur mewah kelas atas dengan bahan murah seperti karet daur ulang?

Slash Objects yang berbasis di New York melakukan eksperimen dengan menggunakan karet bekas.

Slash Objects memasangkan karet dengan marmer, kuningan, dan beton untuk membuat meja samping, sofa daybed, dan beragam furnitur lainnya.

Pendiri perusahaan adalah desainer Arielle Assouline-Lichten. Ia baru-baru ini menerima 2019 American Design Honors dari WantedDesign, sebuah platform yang mempromosikan desain dan menumbuhkan komunitas kreatif internasional.

-Slash Objects -
"Saya ingin meninggikan karet daur ulang, itulah sebabnya saya mulai mendesain furnitur marmer dan kuningan sehingga dapat dilihat dengan cahaya baru," ujar dia.

Assouline-Lichten mengatakan, inspirasinya berasal dari bahan itu sendiri, dan bagaimana mereka dapat dikombinasikan untuk menciptakan efek spasial yang berbeda.

Salah satu produk buatannya adalah tempat tidur yang menggabungkan rangka baja hitam, kubus kuningan di satu ujung, dan kubus marmer nero marquina di ujung lainnya.

-Slash Objects -
Pembuatan furnitur adalah industri yang boros. Ini karena produksi perabot telah dikaitkan dengan beragam isu seperti penebangan liar, perusakan hutan hujan, polusi udara dan air selama produksi dan transportasi dari negara-negara terpencil.

Bahkan dalam beberapa kasus, produksi furnitur menghasilkan limbah yang cukup besar.

Tetapi bahan karet, walaupun mungkin bukan pilihan material yang paling jelas untuk furnitur, relatif mudah didaur ulang.

Menurut data United States Environmental Protection Agency (EPA), sebanyak 290 juta ban dibuang setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 80 persen digunakan kembali atau didaur ulang.

Assouline-Lichten menuturkan, tak hanya karet, nantinya ia juga akan mencoba berbagai perabot.

"Kami berada dalam tahap penelitian dan pengembangan dengan bahan-bahan baru," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau